Azmi Umara
Azmi Umara (12), siswa SMP Negeri 12 Bandung, korban kebrutalan geng motor, kini harus menggunakan mata palsu setelah mata aslinya hancur dipukuli berandalan. Ny Lia, ibunda Azmi, kepada Kompas.com, Jumat (7/1/2011), berharap polisi mengusut tuntas kasus yang menimpa anak tunggalnya. “Saya menelepon polisi, menanyakan kelanjutan kasus anak saya. Ah polisi malah menjawab seakan melupakan kasus yang membuat anak saya buta,” cerita Ny Lia sedih.
Menurut Lia, Kamis (6/1/2011), Azmi kontrol ke RS Cicendo, Bandung, ditangani dr Rinaldhi dan dr Kuldeep. “Azmi mengalami iritasi pada bola mata palsunya sehingga ia harus datang lagi hari Senin, 10 Januari,” ungkap Ny Lia.
Peristiwa yang menimpa Azmi terjadi pada Senin (8/11/2010) pukul 12.00. Azmi pulang sekolah berjalan kaki di Jalan Kanayakan, Bandung, menuju rumahnya. Namun, 300 meter sebelum tiba di rumah, sebuah sepeda motor mencegat dan menghampiri Azmi. Salah satu dari penumpangnya bertanya, “Kamu anak Brigez (sebuah geng motor)?”
Azmi menjawab, “Bukan.” Namun, pemuda itu memukul Azmi tiga kali dan tepat mengenai mata kirinya. Azmi tersungkur. Ponsel dan jaketnya pun dirampas.
Sebuah mobil — yang belakangan diketahui mobil sebuah hotel di Bandung utara— melintas dan berhenti untuk membawa Azmi pulang ke rumah dengan mata kiri berlumuran darah. “Begitu tahu kondisi Azmi, saya langsung membawanya ke Rumah Sakit Borromeus,” ujar Lia.
Saat itu RS Borromeus angkat tangan dan merujuknya ke RS Cicendo untuk ditangani lebih lanjut karena dari hasil USG, ternyata bola mata kirinya sudah mengalami kerusakan sangat parah. Hari Selasa, 9 November 2010, pukul 12.00, dilakukan tindakan operasi untuk mengangkat bola mata sebelah kiri Azmi. Operasi berjalan lancar.
Azmi dirawat selama tiga hari. Setelah itu ia diharuskan rawat jalan. Sesuai petunjuk dokter, Azmi harus diberi salep dua kali sehari (pagi dan malam) dan ditetesi obat tetes enam sampai delapan kali setiap hari, seumur hidupnya.
Menurut Ny Lia, setelah satu bulan dioperasi, Azmi dirujuk dokter Cicendo ke Klinik Protesa di Jakarta Selatan untuk pembuatan mata palsu. “Setelah tujuh kali kunjungan ke klinik itu, alhamdulillah, bola mata Azmi sudah dipasang pada 27 Desember lalu,” kata Lia. Namun, Kamis (6/1/2011), setelah kontrol ke RS Cicendo, Azmi disebutkan mengalami iritasi pada bola mata palsunya. Demikian catatan online Jasa Sertifikasi Postel tentang Azmi Umara.