Beasiswa

Wakil Mendiknas Fasli Jalal berbicara dalam Rakornas Pembantu Rektor III PTN se-Indonesia di Surabaya kemarin. Kurangnya sosialisasi kepada calon mahasiswa mengakibatkan banyak program beasiswa yang tidak terpakai. Akhirnya, anggaran itu kembali masuk kas negara padahal beasiswa amat dibutuhkan masyarakat. Wakil Mendiknas Fasli Jalal meminta perguruan tinggi negeri (PTN) proaktif dengan menyosialisasikannya ke sekolah-sekolah.

”Bisa dilakukan melalui kepala sekolah,” ujarnya di hadapan Pembantu Rektor III perguruan tinggi negeri (PTN) se-Indonesia dalam rakornas di Hotel Garden Palace Surabaya kemarin. Menurut Fasli, program beasiswa Bidik Misi tersebut merupakan upaya Kementerian Pendidikan Nasional memberi peluang yang luas bagi mahasiswa dari keluarga miskin untuk kuliah.

Program ini sekaligus mendorong para rektor dan pejabat kampus untuk bisa lebih mengenal dekat dengan para mahasiswanya. Saat ini pemerintah menyediakan anggaran beasiswa sebesar Rp100 miliar bagi sekitar 20.000 mahasiswa. Kuota ini diperuntukkan bagi 82 PTN di Indonesia di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan Nasional dan 22 PTN di bawah pembinaan Kementerian Agama.

”Tiap mahasiswa mendapat Rp5 juta per semester. Hitungannya, biaya hidup antara Rp500.000 hingga Rp700.000 ribu per bulan. Untuk biaya pendidikan antara Rp800.000 hingga Rp2 juta. Jika kurang, PTN harus menanggung kekurangan itu,”ujarnya. Pembantu Rektor (PR) III ITS Suasmoro mengaku siap untuk menanggung kekurangan jika beasiswa yang diterima mahasiswa belum cukup.

Dana sebesar Rp5 juta itu memang tidak cukup sebab selain untuk SPP dan biaya hidup mahasiswa juga harus mengikuti kegiatan akademik yang lain, menurut Kanghari. “Apalagi kalau mahasiswa baru, kan ada banyak kegiatan, tentu dengan dana beasiswa sebesar itu tidak cukup.

Program beasiswa itu terbuka bagi lulusan SMA/SMK/MA/MAK 2010 yang berprestasi dan berasal dari keluarga kurang mampu secara ekonomi. Beasiswa akan diberikan sejak calon mahasiswa dinyatakan diterima di perguruan tinggi selama delapan semester untuk program diploma IV serta sarjana dan enam semester untuk program diploma III.

”Kalau dalam delapan semester tidak lulus, ya nanti biaya ditanggung sendiri. Tapi, masak tidak lulus, ya kebangetan. Program ini kan biar mahasiswa bisa secepatnya menyelesaikan kuliah.