Diagnosis Masalah Mental Di Internet
Pada saat ini, di Internet bisa kita jumpai berbagai macam hal termasuk terkait diagnosis masalah mental. Ajaibnya, diagnosis ini bisa muncul secara instan tergantung dari jawaban-jawaban yang kita berikan. Namun benarkah hasil diagnosis seperti itu bisa dipercaya?
Psikolog Klinis Widya S. Sari, M.Psi. mengatakan proses diagnosis atas permasalahan mental yang dialami seorang pasien atau klien bukanlah sesuatu yang bisa didapatkan secara instan dan langsung.
“Akan ada beberapa proses dan tahapan, bahkan hingga beberapa kali pertemuan sampai kami menemukan kondisi yang sebenarnya apa,” kata Widya dalam diskusi "World Mental Health Day: 24 Hours" yang diadakan oleh Mental Health Matters di platform Clubhouse pada Minggu.
Ia mengingatkan jika ingin mendapatkan diagnosis yang lebih akurat dan lengkap, klien perlu melakukan multi-approach atau berbagai pendekatan, tidak hanya dari psikolog dan psikiater tetapi juga bisa dokter yang cukup peka dengan permasalahan spesifik tertentu.
Senada dengan hal tersebut pendiri Klub “Mental Health Indonesia” di Clubhouse, Detty Wulandari, berpendapat menemukan konselor, psikolog, atau psikiater yang tepat memang diperlukan proses yang tidak hanya dilakukan sekali atau dua kali pertemuan.
“Menemukan konselor, psikolog, atau psikiater yang tepat buat kita itu seperti mencari pacar atau mencari jodoh. Cocok-cocokan memang,” ujarnya.
Bisa Lakukan Konsultasi dengan Profesional Lain
Detty juga menekankan ketika klien tidak merasa cocok berkonsultasi dengan seorang profesional, maka ia memiliki hak untuk mencari pendapat dari profesional lain sampai menemukan yang lebih cocok.
“Karena yang terpenting untuk seorang profesional bisa membantu kita itu adalah kita bisa jujur terhadap apapun masalah-masalah kita atau apapun gejala-gejala yang mungkin kita alami,” katanya.
Sementara itu, Widya juga mengingatkan tentang bahaya self-diagnose atau diagnosis yang dilakukan oleh diri sendiri karena lebih berpotensi menyimpan kekeliruan. Ia mengatakan bisa jadi ada kondisi lain yang tidak terdeteksi karena hanya mencari tahu informasinya sendiri tanpa berdiskusi dengan profesional.
Meski demikian, ia mengatakan pada sisi lain keterbukaan informasi mengenai isu kesehatan mental juga membawa dampak positif sehingga banyak orang yang terdorong untuk meningkatkan kesadaran dan mencari tahu tentang kondisi kesehatan mental hingga mau membicarakannya lebih jauh.
“Saya pikir itu sesuatu yang bagus juga supaya apa yang dirasakan dan apa yang dipikirkan itu tidak hanya disimpan sendiri, tapi berusaha untuk dicari tahu, berusaha untuk dibicarakan dengan orang lain sampai mungkin pada akhirnya bisa menemukan cara agar kondisinya lebih baik,” tandasnya.