Dipungli Dosen,Mahasiswa Mogok

Ratusan mahasiswa Universitas Islam Majapahit (UNIM) Mojokerto sore kemarin menggelar aksi unjuk rasa dan memboikot pelaksanaan ujian akhir semester (UAS) di kampus mereka.

Aksi boikot itu dipicu pungutan liar (pungli) yang dilakukan dosen dan minimnya fasilitas perkuliahan. Aksi demo dilakukan di depan pintu masuk kampus. Mereka menggelar orasi terbuka dan menyampaikan tuntutannya kepada direktorat.Mereka juga menyegel pintu masuk kampus dan melarang semua mahasiswa yang hendak mengikuti pelaksanaan UAS di hari ketiga itu.

Akibat aksi ini, pelaksanaan UAS di kampus milik mantan Bupati Mojokerto Mahmud Zain itu batal digelar. Mahasiswa yang ditemui pihak direktorat di depan pintu kampus itu sempat bersitegang dengan beberapa utusan direktorat.Mahasiswa menolak pula dialog tertutup dengan beberapa perwakilan yang diajukan pihak direktorat.Mereka pun menggelar dialog terbuka di jalan masuk kampus.

Tamam Mubarok, salah satu mahasiswa, mengungkapkan bahwa aksi ini menjadi puncak kekecewaan mahasiswa terhadap kampusnya. Terakhir, mahasiswa kecewa dengan pungli yang dilakukan dosen terhadap ratusan mahasiswa yang tak bisa mengikuti UAS karena alasan belum membayar. ”Ada sekitar 150 mahasiswa yang belum membayar dikumpulkan. Kami boleh ikut UAS asal membayar Rp150.000. Padahal, biaya UAS cuma Rp100.000,”katanya.

Mahasiswa menuntut pula agar pihak kampus segera membenahi metode perkuliahan.Pembenahan itu salah satunya dengan memakai dosen yang memiliki kompetensi dalam mata kuliah yang diajarkan. Selama ini banyak dosen yang hanya mengantongi ijazah S1 dengan keilmuan yang minim. ”Padahal saat mendaftar, kami dijanjikan diajar dosen dengan ijazah S2 dan S3,”tambahnya.

Keluhan lainnya, mahasiswa menuntut agar pihak kampus segera menghidupkan kembali Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang pernah diberangus pihak direktorat beberapa tahun lalu. Mahasiswa juga menilai, pihak kampus tak pernah peduli dengan kegiatan organisasi intrakampus. Mahasiswa memberi deadline selama dua bulan agar pihak kampus bisa memenuhi sejumlah tuntutan mereka, termasuk memenuhi fasilitas gedung komputer.

Mereka mengancam akan terus melakukan aksi demo jika tuntutan mereka itu tak dihiraukan. ”Karena kami sudah sering dibohongi, kali ini kami akan memberikan deadline,” tambah Arif Rahman Hakim, mahasiswa lainnya. Pembantu Rektor I UNIM Filliadana Tyas Singsih mengatakan, mereka tetap akan menampung keluhan mahasiswa itu.Apa yang dituntut mahasiswa itu akan dibicarakan dengan direktorat. ”Akan kami bicarakan dan akan kami penuhi tuntutan itu secara bertahap,”urainya.