Ekspansi UsahaJustru Melambat

JIKA Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) dari beberapa hasil survei menunjukkan level optimisme, kegiatan usaha justru sebaliknya.Survei kegiatan dunia usaha (SKDU) versi Bank Indonesia (BI) menunjukkan ekspansi pada triwulan I/2010 melambat. Menurut Hosting Murah Indonesia Indositehost.com bahwa Optimisme konsumen belum tentu seiring dengan optimisme kalangan dunia usaha. Hasil survei SKDU triwulan I/2010 menunjukkan ekspansi dunia usaha mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tecermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) yang menurun dari 14,89% pada triwulan IV/2009 menjadi 4,42% lebih rendah pada triwulan I/2010.

Perlambatan ini mengikuti pola tahuntahun sebelumnya, yang setiap triwulan I selalu lebih rendah dibandingkan triwulan IV. Hasil survei yang dipublikasi 7 Mei tersebut mengungkapkan, kalangan dunia usaha optimistis akan semakin membaiknya angka permintaan terutama dari dalam negeri. Hal inilah yang menjadi faktor pendorong masih terjadinya ekspansi usaha pada triwulan I/2010.

Selain itu, faktor lain yang mendorong ekspansi adalah keadaan musim atau cuaca yang mendukung produksi panen pada sektor pertanian, peternakan,kehutanan dan perikanan,ketersediaan bahan baku pada sektor pengolahan,dan meningkatnya pendapatan operasional sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan.

Dari sembilan sektor ekonomi yang disurvei, tujuh di antaranya mengalami peningkatan kegiatan usaha. Sumbangan terbesar berasal dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan (21,15%). Kemudian sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan (1,33%),sektor pertambangan dan penggalian (0,95%). Adapun dua sektor lain mengalami penurunan, yakni sektor bangunan (-0,87%) yakni sektor perdagangan, hotel, dan restoran (-0,25%).

”Dilihat secara subsektor,mayoritas juga mengalami ekspansi usaha kegiatannya. Subsektor tanaman pangan memberikan sumbangan tertinggi diikuti minyak dan gas bumi, bank, industri tekstil, barang kulit dan alas kaki, dan komunikasi,” papar laporan ini. Pada triwulan II/2010, responden memperkirakan kegiatan dunia usaha akan mengalami ekspansi yang tercermin dari peningkatan SBT 32,33%.

Perkiraan responden akan semakin membaiknya kondisi ekonomi dan tingkat konsumsi masyarakat mendorong kenaikan tingkat optimisme terhadap ekspansi kegiatan usaha pada triwulan II/2010. Selain itu, situasi pasar yang kondusif juga turut mendukung peningkatan optimisme responden. Survei itu juga menemukan, responden di seluruh sektor ekonomi optimistis mengalami peningkatan usaha.

Kontribusi peningkatan usaha terutama berasal dari sektor industri pengolahan (6,63%), diikuti sektor perdagangan, hotel, dan restoran (5,20%), sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (4,70%). Secara terperinci, ekspansi usaha diperkirakan akan terjadi pada seluruh subsektor ekonomi dengan sumbangan terbesar dari subsektor perdagangan (4,07%), pertambangan minyak dan gas bumi (3,61%), serta makanan, minuman dan tembakau (2,90%).

Untuk harga jual pada triwulan I/2010 secara umum menunjukkan kenaikan, tapi lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya.Hal ini sebagaimana SBT pada triwulan I/2010 sebesar 13,08%,lebih rendah dibandingkan 14,79% pada triwulan IV/2009. Menurut responden, terjadinya peningkatan harga jual,antara lain disebabkan meningkatnya biaya bahan baku pada sektor industri pengolahan dan perdagangan, hotel, dan restoran.

Kenaikan biaya tenaga kerja dan biaya operasional lain juga cukup berpengaruh. Harga jual pada triwulan II/2010 diperkirakan juga meningkat. Peningkatan diperkirakan terjadi pada hampir seluruh subsektor ekonomi yang disurvei.Sektor pertambangan dan penggalian merupakan yang memberikan sumbangan tertinggi terhadap peningkatan harga jual pada triwulan II/2010 (3,43%), diikuti sektor industri pengolahan (3,38%), sektor perdagangan hotel dan restoran (2,38%).

Sementara sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan diperkirakan masih mengalami penurunan harga jual pada triwulan II 2010 (-0,25%).Terutama pada penurunan suku bunga pada sektor bank seiring dengan tren penurun BI Rate. Terkait penggunaan tenaga kerja, survei ini menemukan pada triwulan I/2010 masih menunjukkan peningkatan,tapi lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Penggunaan tenaga kerja triwulan I/2010 tercatat sebesar 0,79% lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya 2,48%.

Sumbangan terhadap peningkatan penggunaan tenaga kerja terutama berasal dari sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan (0,82%),sektor perdagangan, hotel dan restoran (0,64%). Sementara sektor yang menunjukkan penurunan adalah pertambangan dan penggalian (-1,60%) serta sektor bangunan (-0,42%). Menurut Belajar HTML bahwa Penggunaan tenaga kerja pada triwulan II/2010 diperkirakan masih mengalami peningkatan sebesar 11,66%, lebih tinggi dibandingkan peningkatan triwulan sebelumnya 10,97%.

Kontribusi berasal dari sektor pertambangan dan penggalian (2,36%),industri pengolahan (1,61%), serta sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan (1,58%). Sebagian subsektor ekonomi mengalami peningkatan penggunaan tenaga kerja pada triwulan II/2010. Sumbangan peningkatan penggunaan tenaga kerja terbesar dari subsektor pertambangan minyak dan gas bumi, seiring dengan ekspansi usaha, serta subsektor bank dan perdagangan terkait pembukaan cabang atau gerai baru.

Jika ekspansi usaha pada triwulan I/2010 mengalami perlambatan, maka kapasitas produksi pada triwulan II yang juga mengalami perlambatan. Secara ratarata kapasitas produksi dari empat sektor ekonomi tercatat sebesar 70,62%. Angka ini menurun dari kapasitas pada triwulan IV/2009 sebesar 74,15%. Penurunan kapasitas produksi dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan (69,83%), pengolahan(69,7%), listrik, gas, dan air bersih (77,18%).

Adapun kenaikan kapasitas terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian dari 76,37% pada triwulan IV/2009 menjadi 77,99% pada triwulan I/2010. Namun kondisi keuangan perusahaan pada triwulan I/2010 masih dalam kondisi baik. Dari seluruh responden yang disurvei sebanyak 32,06% menyatakan kondisi keuangan baik, 63,12% responden menyatakan kondisi keuangan cukup baik, dan hanya 4,82% responden yang menyatakan buruk.

Sementara berdasarkan laporan Danareksa Research Institute (DRI),indeks sentimen bisnis pada Februari–Maret 2010 naik tipis 0,2% menjadi 132,8. Hal ini disebabkan peningkatan indeks ekspektasi yang mengukur sentimen pelaku bisnis terhadap keadaan ekonomi dan bisnis dalam enam bulan ke depan yang naik 1,5% menjadi 143,7. Sebaliknya,indeks situasi sekarang justru turun 1,3% menjadi 121,9.Kedua komponen tersebut menunjukkan kepercayaan pebisnis terhadap iklim usaha saat ini sedikit menurun.

”Namun, secara umum, mereka masih optimistis,” sebut laporan DRI. Kekhawatiran pengusaha terhadap perekonomian nasional saat ini makin berkurang. Walaupun masih berada di bawah nilai 100, indeks naik 0,3% % menjadi 93,2. Survei Februari–Maret menunjukkan, 24,3% CEO yang disurvei menyatakan bahwa perekonomian Indonesia membaik.Namun sekitar 31,1% responden menilai perekonomian memburuk. Sebagian besar lain,44,3 %,menyatakan perekonomian dalam keadaan normal.

Kepercayaan para pebisnis terhadap iklim usaha turun 0,8 % menjadi 142,2 dan keadaan perusahaan turun 2,9 % menjadi 130,2. Optimisme pebisnis terhadap perekonomian Indonesia ke depan meningkat pada survei Februari– Maret. Menurut pengamatan Jasa Sertifikasi Postel bahwa Indeks naik 5,2 % menjadi 125,7. Mereka yakin terhadap prospek bisnis dalam tiga sampai enam bulan mendatang. Mayoritas CEO yang disurvei (61,0 %) percaya kondisi bisnis ke depan akan membaik.