Kuncinya, Restu SBY
Sekedar mengingatkan saja bahwa pada postingan sebelumnya di Standardisasi's Blog membahas tentang Jalur Hukum Alternatif Terakhir, dan kali ini Standardisasi's Blog membahas tentang Kuncinya, Restu SBY. Menurut informasi bahwa kuatnya ketergantungan kepada figur SBY menjadi kata kunci dalam memenangi pertarungan pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat. Para kandidat mengklaim dirinya yang paling mendapat restu SBY.
Keberhasilan Partai Demokrat (PD) mendulang suara dan memenangi Pemilu 2009 lalu tak lepas dari keberadaan figur Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Dewan Pembina. Setidaknya, itulah yang diungkapkan hasil survei Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) yang dilansir awal April lalu. Kuatnya ketergantungan terhadap figur SBY juga berimplikasi pada proses politik di dalam tubuh PD. Karena itu, untuk memenangi perebutan kursi Ketua Umum PD, kuncinya adalah restu SBY.
Apalagi, hasil survei LP3ES menyebutkan, pengaruh SBY pada pilihan Dewan Pimpinan Cabang dan Daerah (DPC dan DPD) untuk kursi Demokrat 1 cukup besar. Berdasarkan survei tersebut terhadap pertanyaan pihak yang paling memengaruhi pilihan, pengarahan dari ketua dewan pembina dipilih 28,2% responden. Sementara itu, arahan dari pengurus DPP hanya mengantongi 22,5%. Paling besar pengaruhnya adalah faktor sesama pengurus DPD I dari daerah lain, tetapi masih dalam satu zona yang dipilih 36% responden.
Meski pengaruh arahan dewan pembina pada pilihan peserta kongres mendatang cukup kuat, para peserta kongres nampaknya tidak menginginkan SBY menyampaikan dukungan secara terbuka pada kandidat tertentu. Hanya 8,4% DPC dan DPD yang berharap SBY menyatakan dukungan secara terbuka kepada calon tertentu.Sedangkan 56,3% responden berharap SBY menyebutkan kriteria calon ketua umum mendatang dan 35,2% responden berharap SBY bersikap netral.
Pengamat politik dari Indo Barometer M Qodari menilai, sebaiknya SBY tidak perlu menunjukkan dukungan kepada calon tertentu. Sebab, kalau itu dilakukan bukan saja citra SBY yang akan turun, tetapi juga berisiko bagi nama besarnya. Jika figur yang didukung nanti kalah, ini jelas akan merusak citra SBY. Karena itu, sampai hari ini,saya masih tetap yakin SBY tak akan gegabah memberikan dukungan kepada salah satu kandidat.
Dia dipastikan akan memberi tempat dan kesempatan yang sama kepada semua kandidat yang bertarung,” ujar Qodari dalam diskusi tentang Masa Depan Partai Demokrat, beberapa waktu lalu. Faktor restu SBY dalam perebutan kursi Demokrat 1 sempat mencuat,mengingat para kandidat mengklaim bahwa kubu mereka yang sudah mendapat lampu hijau. Hal ini untuk meyakinkan publik partai bahwa dirinya yang sudah mendapat mandat dari SBY untuk mengisi kursi Demokrat 1.
Kendati begitu, SBY sendiri sebagai Ketua Dewan Pembina PD hingga saat ini belum mengemukakan dukungan secara terbuka terhadap salah satu calon. Karena itu, para tim sukses masing-masing calon terus berupaya meyakinkan publik bahwa merekalah yang paling mendapat restu SBY. Bahkan, ada juga tim sukses yang menegaskan bahwa jagonya yang pantas dipilih karena mempunyai karakter berpolitik yang sama dengan SBY. Ya, faktor SBY dengan berbagai aspeknya menjadi magnitude menjelang kongres PD mendatang.
Dari tiga calon ketua umum yang mengemuka saat ini, Andi Mallarangeng merupakan kandidat yang secara aktif mengekspos dukungan Cikeas kepada dirinya. Seperti iklan yang sering ditayangkan kubunya di sejumlah media akhir-akhir ini. Foto kedekatannya SBY dan dukungan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) adalah hal yang selalu ditonjolkan AM, begitu sapaan ikon Andi menjelang kongres. Andi memang tidak secara tegas mengatakan, apakah dukungan Ibas berarti dukungan SBY.
Namun, Juru Bicara Tim Pemenangan Andi, I Wayan Gunarsa menilai, dukungan putra kedua SBY itu adalah representasi dari restu SBY kepada mantan Juru Bicara Presiden tersebut. Saya rasa restu itu diberikan kepada Andi Mallarangeng. Meski politisi yang otonom, tetapi dalam menentukan pilihan dan dukungan, Ibas tentu berbincang dengan banyak pihak, pasti termasuk dengan ayahnya. Pak SBY tentu melarang Ibas memberi dukungan kepada Andi kalau SBY memberikan penilaian yang kurang pas, ujarnya.
I Wayan menambahkan, bukti lain dukungan SBY kepada Andi bisa dilihat dari tidak adanya keberatan SBY kepada Andi sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olahraga mengajukan diri sebagai calon ketua umum. Kalau restu itu tidak diberikan, SBY pasti akan memberikan sinyal atau larangan. Andi itu orangnya itu memiliki integritas, loyalitasnya luar biasa, dia tidak mengejar jabatan dan posisi.
Saya kira karena itu (maju menjadi ketua umum) berasal dari Ketua Dewan Pembina, karena itu dia (Andi) laksanakan. Kalau dibilang stay di Menpora, Andi pasti tidak akan maju, paparnya. Sementara itu, kubu Anas Urbaningrum juga tidak mau kalah. Dalam acara deklarasi yang dilakukan beberapa waktu lalu, Anas mengatakan bahwa dia telah mendapatkan restu SBY.
Dengan segala kerendahan hati, saya Anas Urbaningrum, malam hari ini, dengan restu Pak SBY, dengan restu para senior, dengan restu dan dukungan saudara-saudara sekalian dari Sabang sampai Merauke, saya menyatakan siap dimajukan sebagai calon Ketua Umum DPP pada 2010–2015, ujar Anas. Kubu Anas menilai bukan hanya restu yang mendekatkan Anas dengan SBY, namun juga karakternya. Ketua Tim Pemenangan Anas, Ahmad Mubarok menyatakan, cara berpolitik bersih dan santun yang melekat pada diri SBY, juga selalu ditunjukkan Anas.
Karena itu,Anas dianggap sebagai ”pewaris” SBY dalam hal berpolitik santun. Dengan demikian, Marzuki Alie yang juga salah satu kandidat mengakui, calon yang mendapatkan restu SBY adalah yang berpeluang menang dalam ajang kongres di Bandung, Mei mendatang. Menurut dia, meski PD mengarah pada partai modern, tetapi tradisi masyarakat Indonesia yang patrinealistik tidak dapat terlepas begitu saja.
Pada tradisi patrinealistik restu dan dukungan dari tokoh yang dihormati tidak bisa dilepaskan. Hal ini pula yang terjadi di dalam PD. Meski mengarah pada partai modern, bukan berarti tradisi berpolitik meminta restu dari tokoh yang dihormati akan ditinggalkan. Karena faktor restu ini pula, Marzuki hingga kini masih menunda deklarasi pencalonan dirinya sebagai Ketua Umum PD. Marzuki mengatakan, pendeklarasian akan dilakukan setelah mendapatkan restu dari SBY dan mendapatkan dukungan dari DPC-DPC (Antara, 15/4).
Saya belum bertemu langsung dalam waktu dekat ini karena masih fokus pada pekerjaan saya sebagai Ketua DPR. Nanti beberapa hari menjelang kongres baru meminta izin juga tidak apa-apa, ujar Marzuki. Begitu kuatnya pengaruh SBY dalam partai membuat sejumlah kalangan menilai PD di masa depan harus berani mengubah pola berpolitik menjadi partai kader. Tidak bergantung terus kepada figur SBY.