Maskapai Penerbangan Lokal

Maskapai Penerbangan Lokal diperkirakan kehilangan potensi pendapatan hingga Rp2,7 miliar per hari akibat tidak beroperasinya pesawat dari dan ke Yogyakarta. Sejumlah maskapai tidak dapat melayani penumpang ke Kota Gudeg itu karena imbas meletusnya Gunung Merapi.

"Pesawat sebenarnya tidak mengalami loss, karena tidak diterbangkan. Itu hanya potential loss pendapatan," kata Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, usai penandatanganan nota kesepahaman antara Garuda Indonesia dan PT Angkasa Pura II di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa, 9 November 2010.

Perhitungan Garuda tersebut didasarkan pada perhitungan jumlah frekuensi penerbangan seluruh maskapai penerbangan dari dan ke Yogyakarta yang mencapai 45 kali. Sementara itu, rata-rata penumpang ditaksir sebanyak 100 orang per penerbangan dengan tarif sebesar Rp600 ribu per orang.

Selain maskapai penerbangan lokal seperti Batavia Air, Mandala Air, dan Air Asia yang melayani tujuan Yogyakarta, terdapat tiga maskapai penerbangan asing yang turut melayani rute tersebut.

Khusus untuk Garuda, Emirsyah mengatakan potensi tidak diperolehnya pendapatan perusahaan diperkirakan mencapai Rp1,29 miliar.

Potensi hilangnya pendapatan itu didasarkan pada jumlah frekuensi penerbangan Garuda sebanyak 10 kali dengan penumpang 162 orang dan rata-rata tarif Rp800 ribu per orang. Demikian Catatan Online tentang Maskapai Penerbangan Lokal.