Merpati Segera Peroleh Suntikan Dana
Tercatat sampai pertengahan 2007 Merpati dilaporkan memiliki utang Rp1,8 triliun, sementara total aset BUMN penerbangan itu tidak sampai Rp1 triliun.Merpati pada 2007 telah mendapat dana penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp450 miliar yang digunakan untuk revitalisasi armada sebesar Rp150 miliar, restrukturisasi utang Rp180 miliar, dan biaya SDM Rp120 miliar.
Saat ini, penyelesaian utang BUMN tersebut masih dalam proses negosiasi dengan para krediturnya. Mengenai tambahan dana terbaru, kata Boyke, juga diperuntukkan bagi restrukturisasi perusahaan terkait rencana penambahan armada. ”Rencananya ada penambahan armada 15 unit pesawat MA- 60 dari Jepang. Masing-masing seharga USD15 juta,”tuturnya.
Menurut Type Approval Indonesia dengan penambahan armada ini PPA optimistis pemulihan Merpati akan berjalan lebih cepat. ”Idealnya Merpati memang menambah armada baru. Dia satu-satunya penerbangan nasional yang melayani rute-rute antardaerah sampai pelosok,”ujar Boyke. Pada kesempatan berbeda, Direktur Utama Merpati Bambang Bhakti mengatakan bahwa kondisi perusahaan saat ini sudah mulai pulih dan bahkan telah mencetak laba.
Sepanjang tahun 2009, Merpati tercatat memperoleh pendapatan Rp2 triliun. Tahun ini, Merpati ditargetkan mampu meraup pendapatan sebesar Rp3 triliun. Dia mengatakan, peningkatan proyeksi pendapatan tersebut sekaligus menandai aksi Merpati untuk segera membenahi manajemennya secara profesional.