Pasar MMORPG Bertumbuh Subur

DI Barat,Blizzard memang masih berjaya. Namun demikian,para produsen dari Timur mulai merambah pasar Barat demi ekspansi. Paling agresif adalah Shanda dari China.

Minat konsumen terhadap MMORPG (massively multiplayer online role-playing game) rupanya tidak pernah surut.Kendati dihantam gempuran sengit dari konsol, pasar MMORPG ternyata tetap bertumbuh subur. Firma riset Strategy Analytics Inc memperkirakan, pendapatan MMORPG global pada 2010 akan bertumbuh 17% menjadi USD8 miliar,dari USD5 miliar pada 2009. Strategy Analytics menegaskan, pendorong utama pertumbuhan itu adalah pasar Asia-Pasifik.

“Di Barat (Eropa dan Amerika Utara),MMORPG memang mulai melemah karena didesak oleh konsol. Tetapi di Timur (Asia-Pasifik), momentum MMORPG terus melesat,” ujar Director Digital Media Strategy Analytics Inc Martin Olausson. Strategy Analytics menjelaskan, di Barat,terutama Eropa,sebagian konsumen mulai beralih ke konsolkarenapermainanMMORPG dirasa merepotkan.Penyebabnya, konsumen harus berlangganan untuk bermain MMORPG. Sebaliknya,di wilayah Asia-Pasifik, konsumen bisa bermain MMORPG menggunakan voucher prabayar.

Alhasil,konsumen bisa kapanpunberhentimemainkansebuah MMORPG dan beralih ke MMORPG yang lain apabila sudah bosan. “Produsen MMORPG di Eropa harus berbenah karena model bisnis tradisional berupa langganan sudah tidak diminati sehingga momentum pertumbuhan melemah. Sedangkan di Asia, pendapatan MMORPG sudah bertumbuh pesat sejak 2007 berkat inovasi model pembayaran,”papar Olausson. Untuk 2010,Strategy Analytics mengungkapkan pasar MMORPG global akan tetap terbagi dua antara Barat dan Timur.

Di Barat, Strategy Analytics memperkirakan pasar akan tetap didominasi Blizzard Entertainment Inc. Sementara itu, dominasi di pasar MMORPG Timur akan diperebutkan para pemain Asia seperti Shanda Interactive Entertainment Ltd, NetEase.com Inc, NEXON Corp, dan NCsoft Corp.Namun demikian, para produsen MMORPG Asia ini ternyata tidak puas hanya bermain di pasar Timur sehingga mulai menjajah Barat. Contoh paling mencolok adalah kiprah Shanda. Bermarkas besar di Shanghai, China, Shanda pada Januari 2010 mengakuisisi perusahaan Amerika Serikat Mochi Media Inc senilai USD80 juta.

Dengan membeli Mochi, Shanda berharap bisa memperkuat posisi di pasar global, terutama di Amerika Utara, karena Mochi adalah distributor MMORPG yang memiliki sekitar 140 juta pelanggan. “Akuisisi ini adalah ekspansi internasional dari Shanda.Mochi memiliki jaringan distribusi internasional yang baik. Dengan mengakuisisi Mochi pula, Shanda mampu mendistribusikan sekitar 15.000 MMORPG baru yang sebelumnya hanya didistribusikan Mochi,” tutur analis JPMorgan Chase & Co Dick Wei,kepada Reuters. Sukses mengakuisisi Mochi, Shanda pun mengincar perusahaan lain.

Target selanjutnya dari Shanda adalah Shanghai Hongli Digital Technology Co alias Goldcool Games.Dengan mengakuisisi Goldcool, Shanda mampu menawarkan lebih banyak lagi ragam game. “Saat ini kami selalu membuka peluang untuk kesempatan bagus dalam konten, untuk memperkuat platform kami,”tutur Chief Executive Officer Shanda Interactive Entertainment Ltd Diana Li, kepada Reuters. Di pihak lain, Blizzard tidak ingin terlena oleh sukses “World of Warcraft.”Karena itu,Blizzard pun terus membangun MMORPG baru.

Produk paling mutakhir dari Blizzard adalah “StarCraft II: Wings of Liberty.” Dirilis perdana pada 27 Juli 2010, “StarCraft II: Wings of Liberty” adalah sekuel dari game populer “StarCraft,” yang dirilis perdana pada 1998. “Kami bekerja keras untuk melanjutkan epik ‘StarCraft’,” papar Chief Executive Officer Blizzard Entertainment Inc Mike Morhaime.