Pemerintah Israel

Pemerintah Israel tidak akan pernah meminta maaf kepada pemerintah Turki atas tewasnya sembilan warga Turki pada penyergapan kapal pembawa bala bantuan,"Flotilla to Gaza", Mei lalu.

Bahkan, Israel menuding Turkilah yang bersalah dan harus meminta maaf kepada Israel.

“Yang harus meminta maaf adalah pemerintah Turki karena telah mendukung terorisme yang didukung oleh IHH (penyelenggara bantuan Gaza), Hamas dan Hizbullah,” ujar Perdana Menteri Israel Avigdor Liberman, saat menjamu para duta besar Israel di seluruh dunia, seperti dilansir dari CNN, Minggu, 26 Desember 2010.

“Tidak akan ada permintaan maaf. Jikapun ada, maka datang dari pemerintahan Ankara, bukan sebaliknya,” lanjur Liberman lagi.

Pernyataan Liberman dikeluarkan untuk menjawab permintaan Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu, Sabtu, 25 Desember 2010, agar Israel meminta maaf atas peristiwa tersebut.

Davutoglu mengatakan Israel tidak berusaha memperbaiki hubungan dengan Turki seperti yang selama ini diusahakan oleh pemerintah Ankara. Menurut kantor berita Turki, Anadolu, pemerintah telah berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan israel menyusul insiden penyerbuan kapal pembawa bantuan Mavi Marmara pada 31 Mei yang menewaskan sembilan warga Turki.

“Kami kesulitan jika kami tidak melihat usaha yang sama dari Israel. Jika memang hubungan pertemanan dengan Israel ingin dilanjutkan, permintaan maaf dan pemberian kompensasi adalah cara yang mungkin dilakukan,” ujar Davutoglu.

“Warga negara Turki terbunuh di perairan internasional. Tidak ada yang membantah hal ini, Turki tidak bisa disalahkan,” lanjutnya lagi.

Turki sebelumnya adalah sekutu kuat Israel dari negara Arab muslim, namun hubungan kedua negara meregang semenjak insiden tersebut. Pada September, Dewan HAM PBB telah menyatakan bahwa tentara Israel telah bersalah karena menyerbu kapal tersebut di perairan internasional. Demikian catatan online Mesin Glundung tentang Pemerintah Israel.