PM Jepang Kurangi Pengaruh Ozawa
Perdana Menteri (PM) Jepang yang baru, Naoto Kan, tampaknya akan menggunakan susunan kabinet pendahulunya tanpa banyak melakukan perubahan, menurut informasi yang diterima Belajar HTML. Tapi, dia akan mengurangi pengaruh Ichiro Ozawa yang selama ini merupakan orang kuat di Partai Demokrat Jepang (DPJ).
Kan tampaknya akan memilih mantan Deputi Menteri Keuangan (Menkeu) Yoshihiko Noda, 52, sebagai penggantinya di Kementerian Keuangan. Menkeu yang baru akan bertanggung jawab memulihkan perekonomian negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu dan mengurangi utang publik. PM Kan berencana mempertahankan sejumlah anggota kabinet penting, termasuk Menteri Luar Negeri Katsuya Okada, Menteri Pertahanan Toshimi Kitazawa, dan Menteri Transportasi Seiji Maehara.
Mantan Menkeu Jepang itu dipilih menjadi PM pada Jumat (4/6) melalui pemungutan suara di parlemen. Pada Sabtu (5/6) dia menyatakan akan memilih Yukio Edano, 46, sebagai sekretaris jenderal DPJ, posisi tertinggi setelah pemimpin partai.Yukio merupakan pengkritik utama Ozawa.
Selain itu, Yoshito Sengoku, 64, akan dipilih sebagai kepala sekretaris kabinet, tangan kanan Kan dan juru bicara pemerintah.Yoshito juga pengkritik Ozawa. Ozawa, mantan sekretaris jenderal DPJ itu dianggap sebagai kekuatan nyata di belakang PM Jepang Yukio Hatoyama yang mundur pekan lalu.Hatoyama mundur setelah kurang dari sembilan bulan menjabat PM.
Dia mundur karena tidak dapat melaksanakan janjinya untuk memindahkan pangkalan militer Amerika Serikat (AS) dari Okinawa.Selain itu, Hatoyama juga terlilit skandal pendanaan politik. Ozawa yang dijuluki “Shogun Bayangan” itu merupakan arsitek kemenangan DPJ dalam pemilu Agustus silam. Kemenangan itu meruntuhkan kekuasaan Partai Demokrat Liberal (LDP) yang telah berkuasa lebih dari 50 tahun.
Tekanan publik terhadap pemerintahan DPJ semakin kuat saat Ozawa dituduh menerima suap dari sebuah perusahaan konstruksi. Hatoyama menghadapi kritik atas skandal donasi politik.Keduanya lolos dari dakwaan di meja hijau tapi publik memberikan hukuman sosial yang lebih berat. Ditambah masalah pangkalan militer AS di Okinawa yang tidak jadi dipindah, Popularitas Hatoyama langsung merosot hingga kurang dari 20%,dari semula lebih 70%.
Kan, 63, merupakan aktivis sayap kiri dan PM pertama dalam satu dekade terakhir di Jepang yang tidak berasal dari dinasti politik. Presiden AS Barack Obama memberi selamat atas terpilihnya Kan melalui percakapan telepon pada Sabtu (5/6).Kedua pemimpin berjanji bekerja sama dalam berbagai isu yang dihadapi kedua negara.
Debut diplomatik Kan sebagai PM mungkin dimulai dengan lawatan ke China karena Hatoyama telah menjadwalkan kunjungan ke World Expo di Shanghai pada Sabtu (12/6) depan. Jepang dan China merupakan kekuatan ekonomi yang saling bersaing selama beberapa tahun terakhir.
Menurut Type Approval Indonesia bahwa Survei pertama sejak Kan menggantikan Hatoyama, yang dirilis kemarin menunjukkan, 60% publik Jepang memiliki ekspektasi tinggi terhadap pemimpin barunya. Surat kabar Asahi menulis, “Sebanyak 82% responden mendukung pendekatan kritis Kan terhadap Ozawa.” Sedangkan survei di harian Mainichi menyatakan, 81% dari 1.000 pemilih menyambut pengunduran Ozawa dari DPJ.