Polisi Perketat Daerah Perbatasan

Jajaran Poldasu semakin memperketat pengejaran ke berbagai daerah, termasuk daerah perbatasan yang dicurigai menjadi tempat bersembunyi para perampok Bank CIMB Niaga Jalan AR Hakim/Jalan Aksara,Medan.

Sementara petinggi TNI AD menegaskan, senjata yang digunakan perampok bukan jenis senjata yang digunakan TNI. Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapoldasu) Irjen Pol Oegroseno menegaskan,hingga hari ketiga (kemarin) sejak peristiwa berdarah tersebut pada Rabu (19/8), pihaknya masih terus memburu 16 pelaku perampokan bersenjata yang menewaskan Brigadir Polisi Anumerta Manuel Simanjuntak dengan dua tembakan.

Meski melakukan pengetatan pengejaran terhadap pelaku, namun pihak kepolisian belum menemukan titik terang keberadaan para pelaku.“Nama-nama pelaku belum dapat.Penyidikan ini, saya tidak bisa terlalu terbuka, Kalau sudah jelas pelakunya, sudah ditangkap kita terbuka,” ucap Oegroseno saat berada di rumah duka Brigadir Anumerta Manuel Simanjuntak, kemarin. Begitu juga dengan identitas para pelaku yang disebut-sebut sudah diketahui pihak kepolisian, jenderal berbintang dua belum bisa merincinya.

“Nama-nama pelaku belum dapat,” ujar lulusan Akademi Kepolisian tahun 1978 ini. Namun yang pasti, kata dia, para pelaku perampokan profesional. Mereka menggunakan masker dan helm serta sarung tangan sehingga sulit untuk dikenali. Sekalipun meninggalkan sidik jari tidak bisa secepatnya untuk mengungkapnya. Sedangkan kekuatan jajaran Poldasu dalam mengungkap kasus ini dibantu sepenuhnya dari Mabes Polri. Tim ini pun harus ekstra hati-hati dalam pengejaran.

Mengingat komplotan perampok tersebut memiliki senjata AK-47 dua pucuk, M-16 milik anggota Brimob satu pucuk dan pistol FN satu pucuk. “Polisi membuka secara umum penyidikan, kalau ada indikasi kita buka. Tidak usah buru-buru apalagi nanti ditangkap,” tegasnya. Pada bagian lain Kapoldasu menegaskan para pelaku perampokan sulit dikaitkan dengan kelompok separatis atau pun oknum aparat.

Dia tidak mau berspekulasi lebih jauh yang hanya dapat menimbulkan permasalah lain. “Kelompok separatis bersenjata tidak ada lagi.Tidak bisa bicara kemungkinan, sekarang bicarakan kepastian. Kalau soal penyidikan saya tidak bisa buka kepada media,” tuturnya. Meski demikian, dia berjanji akan mengungkap kepada media jika para pelaku perampokan sudah berhasil ditangkap.

“Sesuai dengan Undang-undang KIP (Keterbukaan Informasi Publik) tidak harus semua informasi disampikan kepada media. Kalau sudah terungkap akan saya sampaikan kepada media,” ulangnya lagi. Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumut Kombes Pol Baharudin Djafar menambahkan, para pelaku sebelumnya telah mempelajari situasi dan teknik saat merampok. Dan modusnya diyakini sama dengan yang digunakan kejadian perampokan di bank lain beberapa waktu lalu.

“Setelah diselidiki, dipastikan cara yang digunakan hampir sama dengan para perampok bank lain yang terjadi sebelumnya,” kata Baharudin. Kelihaian para perampok juga ditandai dengan digunakannya plat kendaraan bermotor yang digunakan ternyata palsu. Kepastian tersebut setelah dilakukan penyelidikan ke bagian Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Poldasu. Meski demikian, kepolisian tetap mencari lokasi tempat membuat plat tersebut guna melakukan penyelidikan lebih mendalam.

Menurutnya, pengejaran terus dilakukan ke berbagai daerah yang dicurigai tempat bersembunyi para perampok. Seluruh informasi yang diterima akan ditindaklanjuti oleh tim yang telah dibentuk. “Informasi yang diterima di lapangan, segera ditindaklanjuti dengan mengejar ke lokasi yang disebutkan.Salah satu contohnya ketika kepolisian mendengar kabar pelaku melarikan diri ke kawasan Lau Dendang, Deliserdang,” jelas Baharudin.

Penyelidikan lain juga dilakukan dengan cara mendatangi lokasi yang dianggap persembunyian pelaku. Petugas bisa mendatangi tokoh masyarakat sekitar untuk menambah atau melengkapi informasi sebelumnya. Ketika ditanya soal tiga selongsong peluru yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP), Baharudin menyebutkan ketiganya merupakan selongsong dari senjata AK 47, M-16 dan pistol.

“Senjata M-16 itu milik Brimob yang dilarikan para perampok dan sampai saat ini belum berhasil ditemukan,” pungkasnya. Senada, Kapolresta Medan Kombes Pol Imam Margono menambahkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Poldasu untuk mengetahui hasil dari CCTV yang telah disita dari TKP.“Belum tahu hasil CCTV-nya, karena masih di tangani Poldasu,” tandasnya. Namun yang pasti Polresta Medan bersama Poldasu terus h melakukan pengejaran hingga ke daerah perbatasan ke luar-masuk menuju Kota Medan.

Namun, pihaknya mengaku belum ada perkembangan di lapangan dalam pencarian dan penyisiran anggota. “Belum ada kita temukan titik terang,” ungkapnya. Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Jukiman Situmorang saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya masih melakukan pengejaran di daerah pelosok hingga perbatasan. Namun, pihaknya enggan memberitahukan daerah mana saja yang telah difokuskan. “Yang penting anggota masih di lapangan untuk pengejaran dibantu dengan barang bukti dan hasil temuan foto dari media,” tegasnya.

Sejauh ini pihak kepolisian telah memeriksa 10 saksi yakni Sahrul Wahyudi (pelapor), Supriadi dan Hajijatun sebagai petugas cleaning service Bank CIMB Niaga Jalan AR Hakim,dua orang teller yakni Pipit dan Fara. Lalu warga bernama Sugi (penarik becak), Bambang (tukang parkir), dan Zulpan sebagai Customer Sevice Bank CIMB Niaga serta dua anggota Satuan Pengamanan (Satpam) Bank CIMB Niaga pengganti shift malam.

Pihaknya juga masih melakukan penyidikan terhadap sejumlah barang bukti yang ditemukan, berupa dua proyektil dan tig selongsong jenis senjata api laras panjang M-16 ukuran peluru 5,56 mm, hasil rekaman kamera pengintai (CCTV) juga masih dipelajari oleh tim. “Penelusuran juga kita lakukan dari poto pelaku, saksi 10 orang dan barang bukti lain serta hasil olah TKP.

Dan juga, senjata api digunakan pelaku AK 47, baletnya masih di periksa Labfor untuk dikembangkan,”pungkasnya. Peristiwa perampokan di Bank CIMB Niaga Jalan AR Hakim/ Jalan Aksara juga mendapat tanggapan dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta. Jenderal bintang empat ini menegaskan, senjata yang digunakan perampok dalam aksinya bukan senjata yang biasa digunakan TNI.

Menurut dia sulit mengaitkan senjata tersebut apakah termasuk senjata yang digunakan TNI atau tidaknya. Saat ini bukan hanya anggota TNI dan Polri saja yang bisa mendapatkan senjata seperti itu, namun orang sipil juga bisa mendapatkannya. “Kalau sejanta sekarang, bukan hal yang aneh. Sebab banyak senjata gelap. Tapi, itu bukan jenis senjata yang digunakan TNI. Kita tidak punya senjata seperti itu. Kita juga belum mendapat informasi, ada oknum TNI yang terlibat,” tegasnya.

Orang nomor satu di jajaran Angkatan Darat ini tidak mau memprediksi apakah perampokan itu terkait teroris atau tidak. Semuanya, kata dia, membutuhkan kajian dan analisis mendalam. “Kita tidak akan mendugaduga. Semuanya akan melalui kajian dan analisis. Tidak boleh menduga-duga, su’uzon nanti. Apalagi di bulan puasa seperti ini, kita tidak boleh bersu’uzon. Nanti batal puasanya,” ujar George Toisutta.

Sedangkan Mabes Polri dalam waktu dekat berencana melakukan pengecekan internal terhadap kepemilikan senjata api di lingkungan anggota kepolisian. Tindakan itu menyusul maraknya penggunaan senjata api dalam aksi kejahatan di Indonesia belakangan ini. Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Irjen Pol Iskandar Hasan mengatakan, pengecekan internal ini untuk mengetahui penggunaan senjata api dikalangan anggota Polri. Bahkan, pihaknya juga akan melibatkan institusi lain dalam hal ini TNI.

”Kemungkinan ada pengecekan internal, nanti akan kita tindaklanjuti,” jelasnya. Dia menduga, jika para pelaku merupakan residivis yang pernah menjalani proses hukum.Hal itu terlihat dari cara para pelaku melakukan aksinya, mulai dari masuk ke dalam bank, cara mereka memegang senjata. ”Ada indikasi itu, sepertinya mereka cukup tenang dan biasa. Mereka cukup professional,” ujarnya.

Menurut Iskandar, berdasarkan hasil rekaman CCTV para pelaku terlihat sudah menguasai lapangan dengan memperhitungkan kondisi sekitar yang masih sepi. ”Tidak mungkin ujug-ujug, ini sudah dikaji, dipelajari satu hari hingga seminggu,” katanya. Kepala Bidang Penerangan Umum (Kabid Penum) Mabes Polri Kombes Pol Marwoto Soeto mengatakan,

banyaknya aksi kejahatan yang menggunakan senjata api akhir-akhir ini,termasuk di Medan diduga menggunakan senjata api ilegal. Hal ini karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak perbatasan dengan negara-negara tetangga.