Bunga Kredit Tak Mungkin Single Digit

Perbankan merasa kesulitan untuk menurunkan bunga kredit di bawah 10% atau single digit. Penyebabnya, perbankan menilai biaya dananya saat ini sudah cukup tipis. ”Itu susah untuk menurunkan bunga kredit jadisingle digit.

Kami sudah cukup menekan biaya dana sehingga bunga kredit di level sekarang sudah cukup rendah,” ungkap Wakil Direktur Bank Danamon Joseph Luhukay di Jakarta kemarin. Kalangan industri menekan perbankan agar mau menurunkan bunga kredit single digit. Pemerintah pun menegaskan dukungannya pada upaya penurunan bunga perbankan demi menumbuhkan perekonomian, menurut informasi yang Type Approval Indonesia dapatkan melalui mesin pencari google.

Namun, untuk menekan bunga kredit,perbankan harus memangkas lagi biaya dana (cost of fund), biaya operasional, margin keuntungan dan menekan premi risiko. Masalahnya, kata Joseph, untuk menekan biaya dana, nasabah pun harus rela bunga tabungan atau giro diturunkan. Atau, nasabah harus mau memindahkan dananya ke produk investasi lainnya.

”Masalahnya, apa masyarakat mau memindahkan dana investasinya dari dana murah ke produk investasi lain? Buktinya dana murah di perbankan naik terus. Kita susah, yang atas menekan, yang bawah juga menekan,” cetusnya.

Terpisah, Kabiro Hubungan Masyarakat Bank Indonesia (BI) Difi A Johansyah mengatakan bahwa regulator perbankan nasional menilai imbauan pemerintah kepada kalangan perbankan untuk menurunkan tingkat bunganya masih dalam tahap wajar. Menurut dia, imbauan maupun desakan dari berbagai pihak diharapkan dapat menurunkan tingkat bunga perbankan.