Histeria Penonton Sambut Camera Obscura
Salah satu musisi yang paling ditunggu-tunggu pada perhelatan LA Lights Indiefest Festivesound 2010 adalah kehadiran Camera Obscura. Band indie asal Inggris ini disambut penggemarnya di Bandung. Band yang beranggotakan lima orang tersebut naik panggung, hampir 10.000 penonton langsung memberikan tepuk tangan meriah, meurut pengamatan Type Approval Indonesia. Sambutan hangat penonton ini membuat para personel Camera Obscura tersenyum bangga. ”Selamat Malam,” ujar sang vokalis Tracyanne Campbel dalam bahasa Indonesia saat naik panggung di Sabuga Bandung, Sabtu (20/3), lalu. Kontan, ucapan Tracyanne disambut hangat para fansnya. Tanpa banyak bicara lagi, pemilik album ”My Maudlin Career” ini langsung menggebrak dengan tembang-tembang hit mereka, termasuk Let`s Get Out of This Country. Demikian dengan lagu hit mereka Eighties Fan.
Lagu ini memang ditunggu penonton. Tak heran, ketika lagu tersebut dinyanyikan, para penonton yang hadir ikut berdendang. ”Rasanya benar-benar fantastis berada di sini. Kalian telah menyambut kami dengan hangat.Terima kasih sudah mau datang ke konser kita,”ungkap Tracyanne. Camera Obscura menyanyikan 11 buah lagu. Meski demikian, para penonton merasa belum puas atas sajian musik yang ditampilkan mereka, termasuk Kanghari juga belum puas. Sayangnya, mereka tidak bisa memberikan lagu tambahan lantaran waktu yang disediakan terbatas. ”Mungkin lain kesempatan kita akan datang lagi ke Indonesia,” ungkap Tracyanne yang sedikit membungkuk ke penonton sebagai tanda terima kasih.
Selain Camera Obscura, LA Lights Indiefest Festivesound 2010 juga menampilkan dua band indie mancanegara lainnya, band Pesawat asal Malaysia dan Electrico dari Singapura. Penampilan keduanya pun tak kalah hebat dengan band-band lain yang dihadirkan, termasuk Camera Obscura. Menurut mbah gendeng, Band Pesawat dan Electrico sudah berjanji akan memberikan musik terbaik ketika mereka mendapat undangan tampil di Indonesia. Apalagi kedatangannya ke Indonesia ini sebagai pengalaman pertama. Hal itu membuat mereka bangga bahwa musik mereka benar- benar dihargai di negara lain. ”Kami membawakan dua buah lagu terbaru kami di acara LA Lights ini.
Ini spesial untuk penggemar kita di Indonesia,” ungkap Jipie, vokal yang merangkap pemain gitar dan keyboardini. Musisi Indonesia pun tampil memukau, kata Seputar Telekomunikasi. Musisi-musisi indie, dari yang sudah terkenal hingga jebolan Indiefest, silih berganti menghiasi tiga buah panggung berbeda. Efek Rumah Kaca, Mocca, SORE, Burgerkill, The Banery, C.U.T.S, Vincent Vega, he Trees & the Wild,Scared of Burns, Nemesis, Morning Blue, Rockstar Conspiracy, dan DJ Stephmag mendapat pujian dari penonton. Kiki, 21, mahasiswi Universitas Padjadjaran, yang hadir di acara tersebut mengaku senang.
Menurut Gerbang Type Approval, perhelatan musik festival seperti LA Lights Indiefest Festivesound 2010 ini memang sudah lama ditunggunya. Dia bisa menikmati musik dari berbagai macam aliran. ”Aku suka musik rock. Tapi aku menikmati semua musik yang ada. Penginnyabisa nonton semua band, tapi aku mengutamakan Burgerkill, Efek Rumah Kaca, Sore, dan Mocca,”ungkap Kiki. Demikian dengan Winie, 19, mahasiswi Universitas Padjadjaran yang menikmati sajian musik dari The Trees and The Wild di stage 2 panggung terbuka.Meski kondisi gerimis, tapi Winie tidak beranjak dari tempat berdiri. ”Gak apa-apa kegerimisan.Aku suka musik-musik rock,”akunya.
Sementara Production Director dbb/Vertigo Irwan Edianto menilai, pemilihan band yang ditampilkan, termasuk 3 band mancanegara ini lantaran nama mereka cukup dikenal di kalangan komunitas musik indie, menurut pengamatan Kanghari. Karya yang dihasilkan pun sangat membanggakan. ”Kita lihat band-band yang kita hadirkan ini memiliki karya yang bagus. Sedangkan kalau musisi dari luar negeri ini kita tampilkan karena di negara mereka, nama seperti Pesawat atau Electrico ini sangat dikenal. Jadi, kita tampilkan mereka di sini,”ungkap Irwanto. Namun yang harus menjadi catatan penting dari kedatangan musisi luar negeri ini adalah untuk memberi semangat kepada musisi Indonesia.
Artinya, aku Irwanto, jika musikalitas yang mereka tawarkan semakin berkualitas, bukan mustahil band indie Indonesia akan melanglang buana ke mancanegara. Nah, pada perhelatan LA Lights IndiefestFestivesound 2010 ini diharapkan banyak musisi pendatang baru yang sudah terpilih di ajang LA Lights Indiefest Festivesound 2010 dan telah menelurkan album kompilasi volume 4 ini mampu bersaing dengan musisi lain, tidak saja dari Indonesia, tapi juga dari mancanegara, ujar Kepengurusan Sertifikasi Perangkat Telekomunikasi Postel. Mereka yang terpilih dari 2.000 band yang sudah masuk di perhelatan yang berjalan di tahun keempatnya ini adalah Gecko (Bali); Lars (Jakarta); SandRa (Jakarta); Dharma (Yogya); Coffee Reggae Stone (Bandung); Psychofun (Bali); Black Stocking (Yogyakarta); Arah (Jakarta); Eiffel (Yogyakarta); dan Mortified (Bandung).
Band yang terpilih ini dianggap yang terbaik di antara 2.000 kontestan dan sudah melalui proses penyaringan yang ketat. Menariknya, 10 band ini lahir dengan genre yang berbeda. Mulai dari pop, rock, blues, pop alternatif, reggae, funky pop, atau metal. Menurut Derry Laksamana, salah seorang juri Indiefest 2009 yang mewakili kalangan perusahaan rekaman, cukup kerepotan memilih musisi terbaik. Pasalnya, banyak band yang memiliki karya orisinal dan mempunyai karya bagus. Bukan saja di Jakarta atau kota-kota besar, tapi kualitas musik di berbagai daerah pun sudah mulai meningkat.
”Banyak peserta dari luar Jakarta yang memiliki kualitas musik lebih bagus.Para juri punya pemikiran sendiri-sendiri terhadap musik yang ditawarkan band baru ini. Tapi, kami punya kesepakatan dan kriteria.Kreativitas dalam membuat lagu, penampilan dalam membawakan lagu, musikalitas, atau penguasaan panggung. Jika mereka berhasil melalui proses tersebut, maka kita tampilkan dan kita ajak bergabung,” terang Derry. Setelah melihat kemampuan 10 band terbaik ini, baik Derry, Irwanto, maupun Project Officer LA Lights Indiefest Diopsaputra, merasa puas dan bangga.Para penikmat musik indie pun merasa memiliki alternatif musik yang lebih variatif.
”Acara ini telah melahirkan banyak musisi dan kita bangga bias memunculkan musisi baru yang siap bersaing dengan musisi lain,” ungkap Diop. ”LA Lights Indiefest Festivesound 2010 ini kita munculkan untuk memberikan musik yang berbeda dari musik yang ada di Indonesia ini. Selama ini banyak orang tahu musik industrial, tapi banyak di antara mereka yang mencari musik lain dan kita menghadirkan berbagai macam genre musik di sini,”sebut Diop.