Ingin Jadi Ilmuwan Matematika

SOSOK Ikal, tokoh dalam novel tetralogi Laskar Pelangi, telah melecut semangat Fitriyan Dwi Rahayu, 14,untuk terus belajar setiap waktu. Dia bermimpi ingin menjadi seorang ilmuwan di bidang matematika dan bisa keliling dunia, mnurut hasil informasi yang diterima Hosting Murah Indonesia Indositehost.com. Keseharian Riyan –sapaan akrab Fitriyan Dwi Rahayu– sama seperti kebanyakan gadis sebaya di kampungnya di Kelurahan Jatiluhur Kecamatan Karanganyar,Kebumen, Jawa Tengah. Peraih nilai tertinggi UN SMP se-Indonesia itu selalu membantu orang tua,seperti mencuci piring, menyapu lantai rumah, atau hanya sekedar bantubantu ibunya di dapur. Sebagai remaja putri, Riyan bukanlah orang yang kuper (kurang pergaulan). Siswi kelas IX SMP Negeri Karanganyar, Kebumen ini juga mengikuti perkembangan tren yang sedang menggejala, Facebook. Ya, anak kedua pasangan Cipto Raharjo, 51, dan Sukarni Mugi Rahayu, 43, selalu mengakses akun jejaring sosial melalui telepon seluler berwarna hitam kesayangannya.

”Dia hanya mainan HP saat di rumah,” ujar ayahnya yang berprofesi sebagai wiraswasta itu. Riyan cukup beruntung karena tumbuh di tengah lingkungan yang sangat kondusif untuk belajar. Sang ibu yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil di kantor Kelurahan Jatiluhur dipercaya mengelola perpustakaan desa sejak 2004 silam.Ruang tamu rumah yang hanya seluas 4 x 3 meter persegi disulap sebagai tempat membaca bagi masyarakat sekitar.Ada sekitar 3.000 eksemplar buku ilmu pengetahuan, seni, sejarah, sosial, dan novel tersimpan di sana. Namun, jumlah itu terus menyusut karena banyak buku yang tidak dikembalikan peminjamnya. Padahal harga pinjam buku di perpustakaan ‘Gemati’ Kelurahan Jatiluhur itu hanya Rp200/buku. Dari perpustakaan itulah, kegemaran membaca Riyan semakin terasah.

Tidak hanya buku ilmu pengetahuan saja yang dia baca, novel-novel pun, Riyan lahap semua. Dari perpustakaan itu pula, adik dari Bayu Raharjo Putra, 18, ini berkenalan dengan novel tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang menyemangatinya untuk terus belajar dan meraih mimpi- mimpinya. ”Dia suka pada bagian saat (Ikal,Arai,Jambron) kejarkejaran dengan Pak Mustar,” ungkap Sukarni. Kisah perjalanan hidup Ikal yang diceritakan Andrea Hirata dalam novel tetralogi Laskar Pelangi telah memberikan pencerahan kepada Riyan terhadap masa depannya. Bahwa seorang anak desa yang berasal dari keluarga biasa-biasa saja,juga bisa berhasil asalkan memiliki kemauan kuat mewujudkannya.

Salah satu caranya dengan belajar dan belajar. Latar belakang tokoh Ikal dan Riyan jelas berbeda,tapi memiliki kesamaan secara garis besar. Keduanya sama-sama berasal dari desa dengan kondisi ekonomi keluarga yang bisa dibilang paspasan. Berangkat sekolah pun sama-sama menggunakan sepeda ontel.Kemiripan itulah yang menyemangati Riyan untuk terus bermimpi dan bermimpi. ”Novel Laskar Pelangi bisa menginspirasi saya untuk bermimpi dan berjuang merealisasikan mimpi itu. Jadi penyemangat,” kata Riyan yang mengaku sangat ingin melihat film Sang Pemimpi garapan Riri Reza yang memvisualisasikan perjuangan Ikal. Maklum, di kota Kebumen tidak ada satu pun bioskop.

Jika ingin melihat film, warga di sana harus menempuh perjalanan sekitar 120 kilometer ke Yogyakarta atau 60 kilometer ke Purwokerto. Beruntung film Laskar Pelangi telah diputar di televisi swasta sehingga Riyan bisa menontonnya. Satu persatu mimpi Riyan mulai dirajut. Selepas lulus SMP dengan nilai UN terbaik se-Indonesia, kakak dari Dicki Darmawan, 13,ini ingin meneruskan pendidikannya di SMA Negeri 1 Kebumen yang berstatus Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Sebenarnya, Riyan diberikan kesempatan seluas-luasnya memilih sekolah di mana pun.Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah telah berjanji akan memberikan beasiswa pendidikan selama tiga tahun kepadanya. Bahkan, SMA Taruna Nusantara Magelang pun mengiming-iminginya dengan beasiswa serupa asalkan Riyan mau bersekolah di sana.

Namun, gadis kecil ini sering kolokan, masih minta ditemani ibunya saat mandi sore hari atau ke kamar mandi pada malam hari. Sehingga dia menolak berjauhan dengan orang tuanya. Selepas SMA, Riyan ingin bisa kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mewujudkan mimpinya menjadi ilmuwan di bidang matematika. Seperti tokoh Ikal dalam novel tetralogi Laskar Pelangi,Riyan kemudian ingin melanjutkan pendidikannya di Universitas Sorbonne, Paris, Prancis. ”Saya ingin keliling dunia,”tambahnya. Mimpi gadis cilik asal Karanganyar, Kebumen ini, tak hanya seputar pendidikan saja.

Dia juga bermimpi bisa terbang ke Inggris untuk melihat secara langsung tim sepak bola kesayangannya Liverpool berlaga. Riyan ingin menyemangati Fernando Torres dkk, untuk meraih poin penuh dalam setiap pertandingan. Meski sangat menyukai ‘The Red’ –julukan tim sepak bola Liverpool–, bukan berarti Riyan hobi berolahraga. Dia malah mengaku sama sekali tidak pernah melakukan aktivitas olahraga.Kegemarannya hanya belajar, menonton televisi,dan mendengarkan musik.

Ditelepon Presiden

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menepati janjinya menghubungi Riyan melalui telepon. Dalam kesempatan singkat itu, Riyan didampingi orang tuanya, Bupati Kebumen KH Nashirudin Al-Mansyur,Kepala dan para guru SMP Negeri 1 Karanganyar, Kebumen. Presiden SBY menyatakan bangga kepada prestasi Riyan. Rata-rata nilai UN-nya yang mencapai 9,95 dianggap sebagai sesuatu luar biasa. Bahkan nilai Bahasa Inggris Riyan diakui lebih baik dari Presiden SBY. ”Semoga menjadi pemimpin atau menjadi tokoh atau menjadi diplomat nanti ya karena bahasa Inggrisnya baik,” ujar Presiden SBY.

Menurut SBY, dalam pelaksanaan UN SMP dan sederajat 2010 ada lima medali emas yang diraih tiga daerah.Yakni tiga SMP di Bali, satu SMP di Jawa Timur, dan satu SMP di Jawa Tengah. ”Tolong Pak Bupati,Kepala Sekolah, diberikan kesempatan siswa kami ini supaya kariernya baik, menjadi putri bangsa yang unggul sehingga membawa kebanggaan bagi kita semua,” tandas Presiden SBY sambil menitipkan salam buat orang tua Riyan. Presiden juga memuji metodologi pembelajaran yang dilakukan SMP Negeri 1 Karanganyar. Sekolah memberikan jam tambahan khusus bagi siswa yang belum paham terhadap pelajaran yang diberikan. Presiden SBY menilai hal itu sebagai bentuk tanggung jawab yang tinggi, kepemimpinan, inisiatif yang baik, serta kepedulian kepada siswa-siswinya.

”Kalau begini caranya bukan hanya SMP Karanganyar yang maju. Jika semua sekolah melakukan seperti itu tentu seluruh Indonesia akan maju,”ungkap Presiden SBY. Riyan mengaku sangat senang bisa berbincang langsung dengan orang nomor satu di republik ini. Apa yang disampaikan Presiden SBY membuatnya lebih semangat belajar untuk mengejar cita-cita. ”Senangnya tidak bisa diungkapin dengan kata-kata,”katanya. Hal senada juga dirasakan Sukarni, ibu Riyan. Dia mengaku sangat bangga bisa berbincang langsung dengan Presiden. ”Bermimpi pun tidak pernah. Ini sekarang seperti sedang bermimpi,”ujarnya. Dalam kesempatan itu, Riyan mendapatkan hadiah uang tunai Rp2 juta dari Pemerintah Kabupaten Kebumen dan Rp500.000 dari salah satu provider seluler ternama.

Bupati Kebumen KH Nashirudin juga menjanjikan beasiswa pendidikan kepada Riyan hingga sarjana. ”Selama saya jadi bupati saya tanggung biaya semuanya,” ungkapnya.