Januari-Februari, ICP USD75,69 per Barel

Kementerian ESDM mencatat harga minyak Indonesia (Indonesia crude price/ICP) rata-rata selama Januari-Februari 2010 mencapai USD75,69 per barel. Pada Januari 2010, ICP mencapai USD77,33 per barel dan pada Februari turun USD3,28 menjadi USD74,05 per barel. Khusus harga minyak minas yang termasuk jenis light sweet, pada bulan Februari harganya mencapai USD75,67 per barel atau turun USD3,24 per barel dibandingkan USD78,91 per barel bulan sebelumnya.

Penurunan tersebut disinyalir terjadi akibat harga minyakmentahutama di pasar internasional juga melemah. ”Dengan berakhirnya musim dingin permintaan crude mulai menurun, pasokan dari Organisasi Negaranegara Pengekspor Minyak OPEC meningkat karena beberapa negara tidak patuh terhadap komitmen pengurangan produksi,” ungkap Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Evita H Legowo dalam pesan singkatnya kepada Seputar Indonesia di Jakarta kemarin.

Turunnya tingkat kepatuhan anggota OPEC terhadap kesepakatan pengurangan produksi dari 61% menjadi 58% tercermin dari peningkatan produksi OPEC sebesar 1,8 juta barel per hari yang melebihi kesepakatan produksi yang telah ditetapkan sebesar 24,845 juta barel per hari, sesuai laporan Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat (AS).

Menurut Type Approval Indonesia penyebab lainnya terjadinya peningkatan stok minyak mentah komersial AS pada pertengahan Februari 2010 sebesar 8,5 juta barel per hari dibandingkan Januari 2010. Selain itu, penguatan nilai tukar dolar AS terutama terhadap euro, ikut memengaruhi penurunan permintaan minyak mentah global.

Khusus di kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah juga disebabkan kebijakan Pemerintah China yang mengurangi pemberian kredit usaha dan peningkatan persyaratan cadangan minimum bagi bank-bank domestik. Terpisah, Kepala Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) R Priyono mengungkapkan, status produksi minyak per 2 Maret 2010 mencapai 965.323 barel per hari.

Angka tersebut sudah termasuk kondensat sebesar 148.051 barel per hari. Sementara potensi produksi minyak yang diharapkan mencapai 974.000 barel per hari. ”Untuk rata-rata produksi minyak pada Maret sebesar 965.296 barelperharidanratarata produksi 2010 sekitar 951.676 barel per hari,” tutur Priyono.

Mengenai harga minyak, analis dari biro konsultan energi Purvin and Gertz Victor Shum mengatakan, secara fundamental harga diperkirakan masih akan sulit untuk kembali meningkat melebihi level USD80 per barel.”Saya rasa penumpukan suplai minyak mentah menyebabkan pasar sementara tetap dalam kondisi bearish,”tuturnya.

Pada perdagangan sore di bursa Asia kemarin, harga minyak tercatat sedikit menguat, namun masih tetap di bawah level USD80 per barel. Harga minyak jenis light sweet kemarin hanya naik 10 sen dolar AS ke level USD79,78 per barel.

Sementara minyak jenis Brent North Sea bahkan hanya menguat 1 sen dolar AS ke USD78,19 petr barel. Secara umum, para analis menilai sentimen pasar saat ini masih negatif. Data menunjukkan bahwa cadangan minyak negara pengonsumsi energi terbesar dunia itu pekan lalu naik 2,67 juta barel. Sementara cadangan bahan bakar minyak jenis bensin naik 909.000 barel.