Masker Berkatup Kurang Bagus Dalam Mencegah Penularan COVID-19
Terdapat bermacam-macam jenis masker yang beredar di pasaran pada saat ini. Walau begitu, tak semua jenis masker tersebut benar-benar cocok untuk digunakan pada masa pandemi COVID-19.
Dokter umum dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Adam Prabata tidak menganjurkan penggunaan masker berkatup atau berventilasi untuk mencegah paparan COVID-19. Ia menyampaikan, akhir-akhir ini semakin banyak masker dengan katup atau ventilasi yang dijual di pasaran dan digunakan oleh masyarakat.
Selain karena dianggap modelnya bagus, beberapa orang juga merasa bahwa menggunakan masker katup atau ventilasi itu lebih terasa nyaman untuk bernapas dibandingkan masker lainnya, tulis Adam di Instagram pribadinya (@adamprabata).
“Berdasarkan rekomendasi organisasi kesehatan dunia (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) masker dengan katup ekshalasi atau ventilasi itu tidak dianjurkan untuk pencegahan COVID-19,” tulis Adam.
Fungsi Masker
Menurut Adam, masker sebagai alat pelindung diri berfungsi untuk mencegah penularan COVID-19.
Pasalnya, terdapat kemungkinan bahwa orang akan terinfeksi COVID-19 dan bisa menularkan ke orang lain meskipun tak bergejala. Menggunakan masker juga merupakan upaya untuk melindungi orang di sekitar.
“Masker juga mencegah kita tertular COVID-19 dari orang yang sedang terinfeksi.”
Masker berkatup banyak digemari karena lebih mudah dan nyaman saat mengeluarkan napas. Namun penggunaannya tidak dianjurkan lantaran droplet akan lebih mudah keluar dari masker. Maka dari itu, fungsi masker untuk mencegah penularan COVID-19 dari diri sendiri ke orang lain tidak tercapai.
Adam juga menyampaikan skema berpikir terkait masker berkatup atau berventilasi. Menurutnya, masker ini memang dapat melindungi penggunanya dari paparan COVID-19. Namun, tidak melindungi orang lain dari virus yang mungkin keluar dari mulut pengguna tersebut.