Mastel Mendukung Kemandirian Digital

Ketua Umum Masyarakat Telematika (Mastel) Sarwoto Atmosutarno memastikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk berkontribusi terbentuknya kemandirian, kedaulatan, dan keberlanjutan dari ekosistem serta industri telematika di Indonesia.

Mastel sebagai lembaga Penunjang Riset, berkepentingan dan sangat prihatin dengan impor barang dan jasa digital jauh lebih tinggi dari ekspor-nya. Data tahun 2020, impor barang dan jasa digital berkisar USD 12 miliar, berupa telepon gengam, jaringan, chip, storage dan lainnya. Sedangkan ekspornya dari Indonesia bernilai kurang dari USD 1 miliar.

"Inovasi menuju komersialisasi barang dan jasa digital oleh anak bangsa harus didorong, dimudahkan dan didukung dalam rangka kemandirian digital," ungkap Sarwoto.

Dengan begitu, kata dia, dukungan terhadap inovasi dan riset merupakan keniscayaan. Dia pun sepakat bahwa dengan reformasi eksistensi kelembagaan IPTEK, riset dan inovasi di bawah koordinasi, sinergi, dan pengarahan BRIN.

"Reformasi ini penting karena sumber daya manusia riset dan inovasi yang menyebar di banyak kementerian dan lembaga, anggaran riset yang terbatas, serta untuk menjawab budaya riset yang lebih luwes terhadap birokrasi," jelas dia.

Sarwoto berharap pula hasil inovasi yang menunjang substitusi impor harus dimudahkan dan difasilitasi serta diangkat menjadi kinerja BRIN.