Penanggulangan Kekeringan Dan Hujan Buatan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengalokasikan anggaran sekitar Rp80 miliar untuk penanggulangan kekeringan dan hujan buatan pada delapan provinsi di Indonesia. "Peruntukan anggaran tersebut terdiri atas sebanyak Rp60 miliar untuk pendistribusian air bersih dan senilai Rp20 miliar untuk hujan buatan pada delapan provinsi," kata Kepala BNPB Syamsul Maarif di Padang, Kamis.

Menurut dia, tahap pertama baru sebanyak itu anggaran yang dialokasikan untuk penanggulangan bencana kekeringan akibat kemarau panjang yang melanda sejumlah wilayah.

Kekeringan, tambahnya, adalah suatu bencana tetapi domain itu sebetulnya ada pada Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum. Kendati demikian, BNPB telah bekerja sama dalam beberapa kegiatan yang dilakukan, misalnya menyiapkan embung (waduk) untuk mengatasi kekeringan.

Selain itu, juga menyediankan tengki-tengki baik tengki mobil juga yang tengki disebut BNPB "portable" terbuat dari rubber. Dua kegiatan itu, katanya, sudah dilaksanakan tetapi tampaknya masik kurang dan perlu ada penambahan.

Kemudian juga ada upaya membuat hujan buatan, namun program itu begitu tergantung dengan ketersediaan awan. Sementara saat ini ketersediaan awan agak sulit, makanya pada kekeringan perlu diwaspadai baik menyangkut dengan pertanian maupun kebakaran hutan.

Kunjungan Kepala BNPB ke Sumbar dalam rangka melihat dan memastikan titik lokasi untuk pembangunan `shelter` atau tempat penampungan sementara dari ancaman gelombang tsunami. Kunjungan pertama diawali di Perupuk Tabing Padang, dan sempat memberikan sosialisasi tentang kebencanaan kepada masyarakat.

Syamsul Maarif didampingi jajaran pejabat BNPB, Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim dan Wali Kota Padang, Fauzi Bahar serta instansi terkait lainnya. Rombongan juga melanjukan kunjungan ke Kabupaten Pesisir Selatan, pada Jumat lawatan direncanakan ke Kabupaten Padang Pariaman dan Agam, serta Sabtu ke Pasaman Barat.