Penembak Brigadir Manuel Berbaju Kotak-kotak

KORBAN penembakan sekaligus saksi aksi perampokan Muhammad Sazli Fahmi, 28, satpam Bank CIMB Niaga Jalan AR Hakim/Jalan Aksara kondisinya berangsur membaik.

Pria yang akrab disapa Fahmi ini diketahui telah pindah ruangan dari Delima 203 ke lantai 4 Intan 405 Rumah Sakit Umum (RSU) Permata Bunda. Sumber SINDO menyebutkan Fahmi telah mengikuti serangkaian proses penggalian keterangan dari pihak kepolisian sejak Kamis (20/9). Bukan hanya pihak Poldasu saja, juga ada Mabes Polri yang datang memintai keterangan.

Dalam proses penggalian keterangan itu, Fahmi telah menggambarkan sketsa wajah sosok perampok yang melakukan penembakan terhadap dirinya, termasuk membunuh Brigadir Pol Manuel Simanjuntak. Di hadapan tim Mabes Polri, Fahmi sempat menjelaskan dirinya sempat mendengar kalimat yang diucapkan salah satu perampok.

“Perampok itu setelah melukai Muhdiantoro (Satpam Bank CIMB Niaga Jalan AR Hakim/ Jalan Aksara), langsung menembak bahu Fahmi dan menyeretnya ke dalam bank. Di dalam, perampok itu bilang “jangan melirik”dan disuruh nunduk saja. Dia (Fahmi) bilang yang membunuh temannya (Brigadir Manuel Simanjuntak) adalah pria dengan baju kota-kotak dan senjata laras panjang,” ujar sumber yang minta namanya dirahasiakan.

Namun karena dalam suasana panik, Fahmi tidak ingat logat bicara perampok. Pada saat kejadian itu,kata sumber itu lagi,Fahmi ada di dalam ruangan bersama Manuel Simanjuntak. “Mereka tahu ada gerombolan perampok datang, mereka lihat dari kaca dinding. Saat itu, Fahmi sempat menanti instruksi Manuel sambil bilang “Ndan, ada yang bersenjata, bagaimana? Perampok yang langsung menyerbu ke dalam, terlanjur menembakkan senjata, pada saat itu Manuel sempat mengokang senjata namun belum sempat menembakkan peluru,” tuturnya.

Fahmi sendiri selamat,karena setelah ditembak itu, dia purapura pingsan. “Dia lihat selain senjata laras panjang, pistol ada juga tiga orang yang membawa parang,” jelas sumber tersebut. Sementara penuturan lainnya disampaikan satpam Bank CIMB Niaga Jalan AR Hakim/Jalan Aksara Jumawan. Jumawan adalah satpam yang bertukar shif (jaga) dengan Fahmi. Jumawan menjelaskan, sebelum peristiwa perampokan terjadi, bank tempatnya bekerja itu memang diketahui sering diintai mobil Toyota Kijang Avanza atau Inova selama hampir sebulan.

Namun, pengintaian tersebut hanya saat setiap malam hari. “Itupun belum tahu siapa yang sering ngintai setiap malam. Biasanya ada sidak yang dilakukan pimpinan bank, tapi caranya tidak pernah membuka kaca mobil sehingga kami merasa curiga,” ujar Jumawan. Jumawan mengaku sempat mencurigai setiap Mobil Toyota Kijang Inova maupun Avanza yang dikabarkan akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) setiap harinya. Namun, tidak tahu persis apakah itu memang merupakan tim sidak atau bukan.

“Biasanya kalau kami yang piket malam sering ada mobil Avanza atau Inova berhenti tiba-tiba di simpang Jalan Sejati. Kadang pun mobil itu berhenti di seberang jalan depan bank,”tuturnya. Setelah peristiwa perampokan terjadi, Jumawan kembali ke rumah dan mendapatkan kabar kalau kantor Bank CIMB Niaga telah dirampok. “Saya padahal baru tukaran shift dengan Fahmi.

Baru sampai di rumah baru saya dapat kabar kalau mereka kena tembak perampok,” ujarnya. Tak berapa lama kejadian, Jumawan datang ke lokasi untuk mengetahui peristiwa tersebut. “Sampai di sana (Bank CIMB Niaga), polisi mencari seluruh satpam termasuk yang shift malam. Jadi saya ikut diperiksa juga dan handphone saya disita sementara,” ucapnya usai diperiksa polisi sekaligus mengambil handphonenya yang sempat disita di Polresta Medan.