Potensi ancaman bencana sekunder
Potensi ancaman bencana sekunder Gunung Merapi berupa aliran lahar dingin masih sangat tinggi. Material erupsi Gunung Merapi sebanyak 150 juta meter kubik masih belum banyak berkurang meskipun banjir lahar dingin sudah terjadi. Banjir lahar dingin diperkirakan akan terus terjadi hingga berakhirnya musim penghujan pada Januari mendatang.
Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi, Surono, pihaknya belum bisa mengukur jumlah pasti material vulkanik yang masih tersisa. "Materialnya belum turun semua, semoga turunnya sedikit-sedikit karena mayoritas dari 150 juta meter kubik material masih belum terangkut air," kata Surono.
Aktivitas Gunung Merapi cenderung stabil dengan status masih di level "Awas". Penurunan level status Gunung Merapi diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat. "Masih menunggu perkembangan deformasi, saya harus yakin deformasi itu terjadi tanpa aktivitas magma dalam," tambah Surono.
Pada Kamis (2/12/2010), gempa vulkanik dan tremor tidak terjadi, sedangkan guguran lava masih meluncur ke arah Kali Gendol. Namun, potensi letusan diperkirakan masih bisa terjadi selama status Gunung Merapi tetap awas. "Merapi belum selesai. Ibarat pertunjukan wayang kulit, Merapi belum tancap kayon. Ancaman primer sudah menurun, tapi ancaman sekunder masih ada," ujar Surono.
Surono mengimbau agar masyarakat di sekitar alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi terus berhati-hati terhadap potensi lahar dingin. Pengerukan material di wilayah sungai dinilai kurang efektif karena material yang digelontorkan Gunung Merapi lebih banyak dibanding yang bisa dikeruk.
Material Gunung Merapi kini memenuhi seluruh sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Material vulkanik di Sungai Gendol pada kedalaman 30 sentimeter, misalnya, masih bersuhu di atas 490 derajat celsius. Demikian catatan online Sapu Jagat tentang Potensi ancaman bencana sekunder.