Seremoni malan 1 Sura
Warga Yogyakarta memadati Alun-alun Utara untuk mengikuti Seremoni malan 1 Sura, Senin (6/12/2010). Di depan Keraton Yogyakarta, para abdi dalam dan juru kunci melantunkan doa dan kidung sebelum menjalankan prosesi mubeng benteng.
Tampak para lansia di antara pengunjung yang antusias megikuti prosesi. Saat doa, warga turut duduk dan mendengarkan sambutan dan kidung. Dalam kidung yang dilantunkan, sempat disinggung pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang keistimewaan Yogyakarta. Selain itu, dalam sambutan, juru kunci berharap keselamatan bagi semua orang.
Setelah ritual doa, beberapa sarana syarat untuk doa, seperti janur, dilemparkan ke pengunjung. Warga pun berebutan mengambil janur. Bayu, salah satu warga yang hadir, berhasil mendapatkan beberapa janur dan mengalungkannya di leher. "Sisanya mau saya taruh di rumah biar dapat berkat," kata Bayu.
Bayu datang jauh-jauh datang dari Sleman untuk mengikuti acara ini. Setiap malam 1 Sura, ia selalu datang ke alun-alun. Selain janur, warga juga berebutan kembang kantil, melati, dan syarat upacara lainnya.
Menurut Yudi, warga yang biasa mengikuti acara ini, tiap sarana upacara tersebut memiliki arti masing-masing. "Seperti kembang kantil konon untuk awet muda," kata Yudi.
Setelah prosesi di depan keraton, rombongan mulai melakukan ritual Mubeng Benteng. Mereka memutari benteng keraton sebanyak tujuh kali. Tapi, para lansia biasanya hanya tiga kali. Selama memutari, rombongan tidak berbicara atau tapa bisu.
Rombongan berjalan dari keraton ke arah barat. Selepas mubeng benteng, berkumpul di keraton untuk ritual njamas pusako, mencuci pusaka yang dikeramatkan. Seluruh ritual malam 1 Sura baru selesai menjelang pagi Selasa (7/12/2010).
Ritual tersebut juga menarik wisatawan domestik ataupun asing. Banyak pula warga luar Yogyakarta ikut dalam rombongan mubeng benteng. Beberapa turis asing juga sibuk mengambil foto. Demikian catatan online Jasa Sertifikasi Postel tentang seremoni malan 1 Sura.