Sikap SBY Kekanak-kanakan

Sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang tiba-tiba membatalkan rencana lawatannya ke Belanda karena tuntutan Republik Maluku Selatan (RMS) untuk menangkap SBY dinilai sebagai tindakan yang kekanak-kanakan dan menyedihkan.

Direktur Soegeng Sugema School of Governance yang juga Koordinator Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi (Kompak), Fadjroel Rachman, menilai bahwa tindakan tersebut sepatutnya tidak dilakukan seorang SBY lantaran ketakutan dibidik kelompok RMS yang telah melayangkan kasus pelanggaran HAM ke pengadilan Belanda.

Fadjroel melihat, SBY sebagai seorang Presiden mengalami ketakutan berlebih yang tidak sepantasnya dimiliki seorang kepala negara.

"Ini sebetulnya menunjukkan sikap kekanak-kanakan SBY yang sangat-sangat menyedihkan. Baru digertak oleh sekelompok orang saja sudah begini. Bagaimana jika menghadapi persoalan yang lebih besar lagi. Ini tidak pantas dilakukan oleh seorang pemimpin bangsa yang katanya berdaulat," ujar Fadjroel saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (5/10/2010) malam.

Pengamat politik itu juga menyayangkan sikap SBY selama ini yang sering mengeluhkan hal-hal yang sepatutnya biasa dialami para pemimpin. Sebut saja saat bagaimana SBY curhat soal rencana teroris yang mengincarnya. Ia menilai, sebagai seorang yang menjadi leader dan pemimpin, SBY seharusnya sudah sadar bakal menjadi incaran dan lain sebagainya.

"Setiap pemimpin, apalagi pemimpin negara, pasti punya konsekuensi seperti itu. Tapi kita tidak pernah mendengar Obama ataupun Ahmadinejad mengeluh dan curhat kepada rakyatnya perihal apa yang dialaminya. Padahal saya yakin tekanan dan tantangan mereka mungkin lebih besar lagi," ujar Fadjroel.

Fadjroel khawatir, sikap pemimpin yang seperti itu malah akan membuat kondisi bangsa secara keseluruhan akan semakin terpuruk dalam ketakutan yang mencekam. Kekacauan terjadi di mana-mana dan rakyat tidak percaya terhadap pemimpinnya.

"Jika rasa takut seorang pemimpin disampaikan kepada rakyatnya, maka imbasnya akan semakin besar. Itu yang tidak disadari seorang SBY. Ini sangat menyedihkan," ujarnya.