Tarik-ulur keberadaan tol tengah kota membuat pemerintah pusat uringuringen

Tarik-ulur keberadaan tol tengah kota membuat pemerintah pusat uringuringen. Pemerintah pusat berencana memanggil Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk diminta klarifikasi penolakan tol tengah kota. Keputusan memanggil orang nomor satu di Surabaya ini karena, selama ini pembangunan tol tengah selalu dihalang-halangi Wali Kota tanpa ada alasan kuat. Padahal, dari kajian yang dilakukan pemerintah pusat, keberadaan tol tengah kota sangat dibutuhkan di Surabaya. Sebab, jalur selatan menuju utara selalu macet pada jamjam kerja, begitu juga saat jam pulang kerja. “Kami sudah melakukan kajian. Jalur selatan ke utara selalu macet,” kata Deputi Bidang Usaha Infrastruktur dan Logistik Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Sumaryanto Widayatin kemarin. Sumaryanto mengatakan, keberadaan tol tengah kota tidak bisa dihilangkan karena sudah sesuai denganaturanyangada.

Artinya,dalam RTRW nasional sudah ditetapkan adanya tol tengah, begitu juga dengan RTRW Provinsi dan Pemkot. Untuk itu, Pemkot tidak bisa seenaknya menolak keberadaan tol. Jalur MERR II yang dikembangkan Pemkot, dalam 5-10 tahun kedepan tidak akan bisa menampung kemacetan yang ada di Surabaya, begitu juga dengan jalur frontage road (FR). Jalur-jalur itu hanya sebagai jalan alternatif sementara yang tidak akan bertahan lama.Namun, pemerintah pusat juga mendukung pengembangan jalur tersebut. “Pengurai kemacetan yang paling efektif adalah tol,”ujar dia. Untuk meluruskan ini, beber Sumaryanto, pihaknya akan memanggil Wali Kota untuk mendengarkan alasan pemerintah pusat membangun tol di Surabaya. Namun, untuk menghindari gejolak di Surabaya, pemerintah pusat juga bakal mengagendakan pemanggilan DPRD.

Sebab, kedua instansi tersebut merupakan instansi yang menjalankan pemerintahan di Surabaya. Mantan siswa SMA 2 Surabaya ini mengaku, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya harus menerima program yang sudah dirancang. Sebab, jika Pemkot menolak maka mereka akan merugi. Apalagi, untuk saat ini tidak mudah mendatangkan investor dan membangun tol kota. “Saya ini orang Surabaya, demi kemajuan Surabaya tol harus diterima. Eman...” beber dia. Sumaryanto mengku, pemerintah pusat tidak akan membangun tol tengah di Surabaya sebelum gejolak hilang. Saat ini, investor tidak mau dirugikan dengan ulah oknum-oknum yang ingin membatalkan tol tengah.

Dari hasil kajian, warga Surabaya menginginkan tol tengah segera berdiri. Namun ada sebagian kecil oknum yang tidak menghendaki, kemudian memunculkan gejolak-gejolak di Surabaya.“ Saya-pun sudah tahu siapasiapa orang-orang itu,”jlentreh dia. Program pemerintah pusat saat ini mengoptimalkan pembangunan tol tengah yang disetujui kepala daerah. Untuk Surabaya sementara ini ditinggal, karena gejolak yang ada membuat investor majumundur. “Kita alihkan pembangunan didaerah lain,” ungkap Sumaryanto. Humas PT Margaraya Jawa Tol (MJT) salah satu investor,Toto Saptaji beberapa waktu lalu enggan untuk berkomentar.Dia mengaku pihak investor merasa tidak nyaman dengan gejolak yang terjadi ditengah masyarakat.

“Lebih baik kami cooling down dulu,”katanya. Kendati ada penentangan,Saptaji menegaskan kalau investor belum memiliki rencana untuk mengubah grand design. Dengan begitu, keberadaan tol tengah kota tetap akan melintasi sembilan jalur utama yang direncakan, yakni melewati kawasan dari bundaran Waru (Aloha),Menanggal,Gayungan, Jagir, Ngagel, Gubeng, Simokerto, Hang Tuah, dan Morokrembangan.“ Belum ada perubahan pembangunan. Semua seperti semula,”ungkap dia kemarin.

Sementara itu,Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Eddie Budi Prabowo mengatakan, penolakan keberadaan tol tengah kota tidak memiliki dasar.Sebab,secara aturan dalam Perda RTRW nasional sudah dimuat.Bahkan RTRW Pemkot juga dicantumkan pembangunan tol tengah. Untuk itu, penolakan yang dilakukan Wali Kota disinyalir ada indikasi tertentu.“Kami sangat heran dengan penolakan itu. Dulu kata pemerintah pusat yang minta tol tengah kota adalah Pemkot, lha...sekarang diberi kok ditolak,” katanya. Disinggung rencana pemanggilan Wali Kota,Eddie mengaku sangat mendukung. Sebab, dengan bertemu secara langsung, maka akan ada titik temu atas pembangunan tol tengah kota.“Kalau perlu dipanggil ya...kita dukung.

Semua untuk Surabaya,”aku dia. Anggota Komisi C DPRD Surabaya, Agus Santoso menambahkan, pemangunan tol tengah kota tetap harus dijalankan. Sebab, secara aturan sudah benar dan tidak bisa ditolak. “Kami malah mempertanyakan penolakan keberadaan tol. Demikian catatan online Standardisasi tentang Tarik-ulur keberadaan tol tengah kota membuat pemerintah pusat uringuringen.