Tokoh Revolusioner dalam Dunia Ruang Angkasa

Dunia mengenal Elon Musk sebagai tokoh revolusioner dalam ruang angkasa dan tidak kenal batas.Dialah yang mengilhami sutradara Jon Favreau untuk menciptakan tokoh Tony Stark atau Iron Man. Sosok Tony Stark atau Iron Man memang identik dengan Robert Downey Jr, sang pemeran.Tapi, tahukah Anda, Musk-lah yang menginspirasi Favreau untuk menciptakan tokoh Stark, seorang pengusaha senjata yang juga berperan ganda sebagai superhero.

Muda, tampan,cerdas,ambisius,dan flamboyan. Begitulah sosok yang ditampilkan Downey dalam Iron Man dan sosok seperti itulah yang ada pada diri Musk, menurut hasil pengamatan Hosting Murah Indonesia Indositehost.com. Musk mungkin baru berusia 38 tahun, tapi dia sudah mengubah masa depan teknologi Amerika Serikat (AS) lewat tiga perusahaan yang dimilikinya, yaitu perusahaan pengembangan roket SpaceX, perusahaan mobil elektrik Tesla, serta perusahaan energi solar SolarCity. Dengan nilai kontrak USD 1,6 miliar, SpaceX menjadi partner NASA untuk menyediakan roket selama penerbangan 2009 sampai 2016.Tesla kini menjelma menjadi pabrikan mobil elektrik paling menjanjikan di AS dan SolarCity merupakan penyedia layanan energi solar terbesar di Negeri Paman Sam.Dengan begitu, banyak pencapaian yang diraih.

Tidak mengherankan bila majalah Forbes kemudian menobatkan Musk sebagai sosok paling penting dalam dunia teknologi pada 2008. Satu hal yang menjadi trade mark Musk adalah ambisinya yang tidak mengenal batas. Tidak tanggung-tanggung, mimpi besarnya adalah membawa sebanyak mungkin manusia menikmati perjalanan pariwisata luar angkasa. Mimpi besar Musk lainnya adalah menempatkan manusia ke planet Mars.“Perjalanan ke luar angkasa masih sama mahalnya seperti 30 tahun lalu, padahal semua benda seperti laptop serta telepon seluler begitu mudah turun harganya.Perjalanan ke luar angkasa masih begitu mahal karena transportasi fundamentalnya belum diperbaiki,” ucapnya.

Musk tentu saja tidak sekadar bermimpi,tapi juga berusaha keras mewujudkan mimpi besarnya itu menjadi sesuatu yang nyata.Demi membawa manusia ke Mars, ayah lima anak ini giat mengembangkan Falcon 1,roket buatan perusahaannya yang diharapkan segera terwujud. Dia menanamkan modal sebesar USD100 juta serta mempekerjakan 140 peneliti dan ilmuwan. Dia juga membangun proyek “Mars Oasis”yang diharapkan bisa menjadi greenhousedi Mars. Musk lahir dan besar di Afrika Selatan.Pria yang selalu tampil rapi ini merupakan anak seorang insinyur dan beribu model.Ayahnyalah yang memperkenalkan kecintaan Musk terhadap teknologi. Pada 1981 di mana komputer masih teramat jarang,sang ayah sudah membelikan komputer untuk Musk.

Guru-gurunya menggambarkan Musk kecil sebagai anak yang pendiam dan tidak banyak bertingkah. Musk kecil juga sangat lihai matematika dan mencintai komputer. Saat berusia 12 tahun, dia bahkan sudah bisa mengembangkan video game sendiri yang berjudul Space Invaders. Musk menjual gameini untuk menambah uang jajan. Lompatan besar dilakukan Musk pada 1998.Pria kelahiran 28 Juni 1971 tersebut pindah ke Kanada tanpa restu orang tua karena ingin mencari tantangan dan menghindari wajib militer. Dia kemudian pindah ke Kanada dan bekerja di ladang gandum salah satu sepupunya di Swift Current, Saskatchewan, Kanada. Musim panas 1999, dia pindah ke Toronto untuk bekerja di departemen komputer pada sebuah bank sambil mendaftar di Queen’s University.

Hanya bertahan tiga tahun di Kanada, Musk pergi ke AS setelah mendapatkan beasiswa di bidang fisika dari Universitas Pennsylvania. Dia kembali mendapatkan beasiswa bidang ekonomi Wharton School. Musk sebenarnya mendapatkan beasiswa ke jenjang S-2 dari Stanford University.Namun dia hanya bertahan dua hari sebelum memutuskan drop-out. Mengikuti insting bisnisnya, Musk kemudian mendirikan perusahaan softwareZip 2 dan menjual software-nya itu ke perusahaan media seperti New York Times. “Saya tidak pernah berharap menuai banyak keuntungan. Saya hanya berpikir bagaimana bisa menyewa tempat tinggal dan membeli makanan.Tapi bisnis saya mampu menuai jutaan dolar,”ucapnya.

Saat Zip 2 mencapai kesuksesan, Musk justru menjual perusahaan itu dan mengeruk keuntungan USD 22 juta. Musk mulai melirik bisnis lain, yakni sistem pembayaran elektrik PayPal. Sama seperti Zip 2, dia juga menjual PayPal ke eBay dan menerima untung sebesar USD170 juta Kendati mirip tokoh Stark di Iron Man, Musk bukanlah sosok centil, sering menyombongkan diri,dan terlalu percaya diri seperti layaknya Stark. Dia justru sangat rendah hati. Dia bahkan menyempatkan diri hadir di Afrika Selatan dan berbagi ilmu di Pretoria Boys High, eks sekolahnya dulu. Pria yang memiliki kekayaan sekitar USD328 juta (Rp2,6 triliun) ini juga sangat pekerja keras. Dia mengaku menghabiskan 100 jam per minggunya untuk bekerja. “Saya bekerja tiap hari, termasuk di akhir pekan.Saya juga tidak pernah mengambil liburan panjang,” jelasnya.

Seperti Stark, Musk juga tidak segan menghabiskan uangnya untuk tampil mewah, termasuk tinggal di kawasan superelite Bel-Air, California, serta mengoleksi mobil mewah, termasuk mobil balap F-1 milik tim McLaren Mercedes.Gaya hidupnya yang mewah ini diimbanginya dengan banyak bederma.