Tren Belanja di Ujung Jari
Beanja online melalui internet bukan hal baru. Berdasarkan hasil survei The Nielsen Company kuartal I/2010, tren belanja online menunjukkan berlibur adalah prioritas dalam enam bulan ke depan. Angka ini menunjukkan kondisi perekonomian semakin baik. Internet memang sudah mengubah segala aspek kehidupan manusia, termasuk bagaimana cara belanja produk kebutuhan seharihari. Dengan berbelanja melalui internet, seorang konsumen tidak perlu repot datang ke toko untuk mencari barang atau antre di kasir. Terlebih lagi menurut Hosting Murah Indonesia Indositehost.com hal tersebut tidak perlu bersusah payah menghadapi kemacetan di jalan raya.
Apalagi untuk membeli tiket pesawat,kereta api, memesan hotel,tidak perlu lagi datang ke loket untuk antre panjang dan berjubel. Cukup klik, tiket sudah berhasil dipesan. Menurut catatan hasil survei Nielsen terkait tren belanja online kuartal I/2010, secara global mayoritas konsumen masih menginginkan belanja buku secara onlinedan menjadi yang teratas di antara produk lain. Tren pembelian buku via online dari tahun-tahun selalu berada di urutan teratas, yakni sebanyak 44% responden. Pada hasil survei tahun 2009 juga sebanyak 46% responden menyatakan akan membeli buku secara online dalam enam bulan mendatang. Urutan kedua dalam hasil survei kuartal I/2010 ini adalah sebanyak 36% responden menyatakan akan membeli pakaian, aksesori atau sepatu secara online.
Hasil yang cukup menggembirakan adalah tren peningkatan pemesanan tiket pesawat, tur, dan hotel yang meningkat. Menurut Nielsen, hal ini bisa menjadi pertanda bahwa kondisi ekonomi global yang semakin baik telah terbukti. Hasil survei menunjukkan sebanyak 32% responden menyatakan akan melakukan pemesanan tiket pesawat dalam enam bulan mendatang. Sementara untuk pemesanan hotel dan tur sebanyak 26% responden pada kuartal I/2010 ini.
Menurut Belajar HTML bahwa Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2009, hanya 24% responden memesantiket pesawatdanhanya 17% memesan hotel dan tur. ”Rencana berlibur dalam belanja secara online pada tahun 2010 ini meningkat 7% dan 9%,”begitu laporan Nielsen. Produk lain yang akan dibeli secara online di antaranya peralatan elektronik (27%), kosmetik (22%), tiket pertunjukan (20%), perangkat keras komputer (19%), video/DVD/games (18%), bahan makanan (18%),musik (16%),alat olahraga (13%), boneka dan mainan (11%), perangkat lunak komputer (11%), bunga (8%), suku cadang mobil (7%), perlengkapan bayi (7%), minuman alkohol (6%), persewaan mobil (4%),dan lainnya 7%.
Sementara sebanyak 18% responden menyatakan tidak berencana berbelanja online dalam enam bulan mendatang. Menurut Nielsen, survei belanja online ini dilakukan pada Maret 2010 dengan sebanyak 27.000 responden pengguna internet dari 55 negara di kawasan Asia Pasifik, Eropa, Timur Tengah, Amerika Utara dan Amerika Selatan.Survei ini ingin mengetahui apa yang diinginkan konsumen untuk belanja secara online, situs web apa saja yang mereka kunjungi, dan dampak dari media sosial dan faktor lain terhadap perilaku belanja konsumen.
Survei ini menemukan sebanyak sepertiga responden menyatakan mereka lebih suka belanja secara onlinelangsung pada pengecer semacam situs penjual buku amazon.com, diikuti 20% responden yang lebih suka mengunjungi situs web yang menyajikan beragam produk dari banyak situs web yang berbeda. Secara global, hanya 16% responden yang mengindikasikan belum pernah belanja online sama sekali.
Situs yang lebih sering dikunjungi pun beragam. Untuk kawasan Amerika Utara, separuh responden menyatakan mereka lebih sering belanja pada toko online, sementara sepertiga responden Amerika Latin lebih suka belanja toko online yang juga memiliki toko sesungguhnya secara offline.Hampir separuh (47%) dari konsumen online di Timur Tengah, Afrika, dan Pakistan menyatakan belum pernah belanja secara online.
Menurut Jasa Sertifikasi Postel bahwa terkait persentase belanja dibandingkan pengeluaran bulanan, survei ini menemukan secara global sebanyak 44% responden menyatakan belanja online kurang dari 5% dari belanja bulanan.Kemudian 29% lainnya menyatakan belanja online sebesar 6–10% dari belanja bulanan. Secara kawasan,di Asia Pasifik sebanyak 35% responden menyatakan belanja online kurang dari 5% dari belanja bulanan. Kemudian belanja online antara 6–10% dari belanja bulanan (31% responden), antara 11–25% dari belanja bulanan (22% responden), antara 26–50% dari belanja bulanan (10% responden),dan antara 51–75% dari belanja bulanan (3% responden).