Yamaha Cup Race Bali

Selamat datang di sapu jagat blog, Dibanding pembalap Jawa, racer Bali memang tragis. Di Jawa, kalender balap sampai muntah. Tiap minggu ada balapan. Dari kerjuda, klub event hingga kejurnas. Bahkan kalau dihitung, dalam setahun ada 52 minggu, maka balap di Jawa lebih dari 52 kali. Sedangkan Bali tidak lebih dari 5 kali.

Minim balapan, berarti minim jam terbang. Kalau ini dibiarkan, pembalap Bali akan menjadi bulan-bulanan di pentas nasional. Padahal, dari sisi potensi dasar, pembalap Bali banyak yang mempunyai talenta besar. Sungguh disayangkan.

Bagi pembalap berdana kuat teidak masalah. Bisa bertandang ke Jawa. Seperti Komang Alfin Chandra."Dalam waktu dekat, saya akan kuliah ke Jogja. Selain kuliah juga belajar balap". Tapi, bagaimana bagi mereka yang punya dana terbatas. Ya, terima nasib saja.

Keprihatinan ini juga dirasakan Adhi Jaya, Ketua Harian Pengda IMI Bali."Sebetulnya kami ingin mengelar seri balapan yang cukup. Tapi, kita terkendala sirkuit yang sangat susah di dapatkan. Makanya kita terus berupaya mewujudkan sirkuit permanen di Bali,"tegas pria berkumis ini.

Ironis. Padahal, dari segi geografis, luas Bali dan pulau kecil sebesar 563.286 Ha. Terdiri 8 Kabupaten dan satu Kodya, 51 kecamatan, 565 Desa, 79 Kelurahan dan 3.499 Banjar atau Dusun. Dengan jumlah segutu, tenyata masih susah mendapatkan lahan untuk sirkuit.

Rintihan ini didengar oleh Dewa Made Sutanaya SH, wakil Bupati Gianyar yang juga mempunyai pembalap Bali diperhitungkan dipentas balap nasional bahkan dunia. Maknya, beliau merencanakan membangun sirkuit permanen di Gianyar."Lokasinya akan menyatu dengan stadion olahraga. Proposal sudah kami ajuakan ke Menegpora. Semoga bisa disetujui dan segera direalisasikan".

Demikian informasi dari saya tentang Yamaha Cup Race Bali yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi yang membacanya.