Yunani Terancam Bangkrut

Perdana Menteri (PM) Yunani George Papandreou menyatakan negerinya terancam bangkrut jika tidak mengeluarkan kebijakan yang sangat radikal. Saat ini Yunani berada pada “situasi yang gawat.”“Yunani harus menghindari kemungkinan tidak bisa membayar gaji atau pensiun pegawai negeri. Jadi kita harus mengeluarkan kebijakan baru,” kata Papandreou di hadapan pengambil kebijakan di Athena kemarin. “Kita saat ini berada dalam situasi perang,menghadapi skenario negatif yang bisa berdampak buruk kepada negara kita.

Kita pasti tidak boleh membiarkan negara ambruk. Apa pun biayanya, apa pun reaksinya, kita harus memutuskan meskipun keputusan yang diambil sangat sulit,”ujar dia. PM Papandreou mengatakan dirinya siap mengambil keputusan yang penting untuk menghindari kondisi terburuk. “Ini untuk menyelamatkan ekonomi dan kemerdekaanYunani,” tegas dia.

Sumber yang mengikuti Sidang Kabinet menyatakan, Pemerintah Yunani setuju mengeluarkan kebijakan tambahan untuk mengatasi krisis. Kebijakan tersebut adalah meningkatkan pajak pertambahan nilai (PPN) 2% menjadi 21% dan memotong gaji dan bonus PNS sebesar 30%. “Kebijakan ini akan menghemat 4,8 miliar euro (USD6,5 miliar).

Separuh disumbang dari pemotongan belanja dan 50% lainnya dari peningkatan pajak,” ucap sumber tersebut. Senin (1/3) lalu Komisi Ekonomi dan Moneter Uni Eropa (UE) Olli Rehn mendesak Athena untuk menurunkan defisit anggaran belanja sebesar 4% pada 2010. Yunani mengalami defisit anggaran belanja 12,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB) di 2009. Berdasarkan aturan UE, negara-negara anggotanya harus bisa menjaga defisit anggaran belanja kurang dari 3%.

Menurut informasi dari Type Approval Indonesia dapatkan melalui mesin pencari google bahwa Pemerintah Yunani telah mengumumkan kebijakan penghematan, termasuk kenaikan pajak dan pemotongan subsidi. Ini memicu kemarahan warga Yunani, tapi melegakan investor asing yang mulai skeptis atas masa depan ekonomi negara tersebut. Persatuan pegawai negeri sipil (PNS) Yunani mengumumkan akan melakukan demonstrasi sebagai wujud ketidaksetujuan atas rencana pemerintah.

Total anggota persatuan PNS Yunani tercatat 300.000 pegawai. Demonstrasi rencananya digelar pada 16 Maret selama 24 jam atau pada hari yang sama saat Komisi Eropa mengeluarkan kebijakan bantuan kepada Yunani. Selasa lalu sekitar 300.000 supir taksi melakukan aksi demonstrasi menolak kebijakan reformasi Pemerintah Yunani. Sebelumnya Partai Sosialis Yunani (MEP) mengusulkan pembentukan dana yang dikelola Bank Investasi Eropa (European Investment Bank/EIB).

Dana ini didedikasikan untuk membantu Yunani dan spekulasi lainnya. Negaranegara yang mengalami defisit juga bisa memanfaatkan dana ini. Presiden Partai Sosialis Eropa (PES) Poul Nyrup Rasmussen menilai usulan ini bukan hanya untuk Yunani. Dana ini bisa dijadikan mekanisme pe-gelolaan krisis jangka panjang.

Keberadaan dana ini bisa memperkuat perekonomian Zona Euro dan memberikan jaminan stabilitas jangka panjang. “Tujuan utama dari usulan ini adalah negara-negara anggota UE bisa menghindari keharusan membayar spekulator keuangan. Dana ini juga bisa memberikan keadilan dalam pembiayaan,” ungkap Rasmussen.

Dia menyatakan, EIB bisa meminjam dana dari pasar dengan suku bunga yang lebih masuk akal. Negara anggota UE yang mengalami krisis dapat meminjam dana dari EIB dengan suku bunga yang sama dengan negara lain yang tidak mengalami krisis. Sistem ini bisa menangkal spekulator asing mengambil manfaat dari anggota Zona Euro yang mengalami krisis.

Usulan ini bisa menciptakan suku bunga tunggal di Zona Euro meskipun anggotaanggotanya memiliki kondisi perekonomian yang berbeda. Gagal bayar utang asing juga bisa dihindari dengan cara ini. Saat ini Yunani terpaksa harus membayar suku bunga tinggi jika ingin menggalang dana dari pasar keuangan.

Ini membuat Yunani mengalami peningkatan biaya atas pendanaan yang dilakukannya. Tekanan bagi Yunani mendorong kekhawatiran bahwa anggota Zona Euro bisa mengalami masalah yang sama. Spanyol dan Portugal sempat mempertanyakan komitmen anggota Zona Euro atas anggota yang mengalami permasalahan.